Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Mau Mendengar dan Intropeksi

10 Maret 2013   21:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:00 423 0

Woles Ngomong :

“Maulah Dinasehati, Bahkan Oleh Musuhmu Sekalipun”

Pagi hari tanpa ada kuliah dan ditemani secangkir teh yang membuat fikiran semakin tenang, kita mulai untuk saling berbagi. Dan di bahan sharing kali ini saya akan coba mengajak teman-teman untuk sedikit membahas tentang mengelola apa yang namanya nasehat dan bisa mendengarkannya. Kita pasti selalu merasakan atau mendapati bahwa yang namanya suatu tindakan itu apasti akan menciptakan hasil, dan hasil itu bisa saja berbentuk suatu kritik, bantuan, saran atau nasehat. Sebagai contoh ketika kita membangun rumah bagi seorang arsitektur, maka hasil dari yang kita dapat selain materi pasti kritik atau pujian. Kritik itu bisa seperti, “Rumah yang anda buat masih terlalu rumit dan sempit” atau bisa saja pujian seperti “Rumah yang anda buat sangat bagus sekali dan minimalis”.

Oleh karena itu sebagian besar dari hasil yang kita perbuat itu pasti bisa menghasilkan hal yang negatif atau hal yang positif. Hal yang negatif bisa saja berbentuk kritik, keluhan atau emosi. Sedangkan hal yang positif bisa saja berupa rasa puas, pujian dan kebahagian. Kalau hal itu berbentuk positif pasti kita sangat senang dan mudah mencerna nasehat itu. Namun, coba kalau nasehat itu berisi pernyataan negatif. Maka saya yakin akan sangat berat untuk kita agar mau menerimanya. Padahal yang namanya pujian atau kritik itu sebenarnya sama pentingnya. Kritik dan pujian sama-sama berfungsi untuk membuat kita tetap berada dalam jalur kesuksesan dan tidak melenceng ke arah kegagalan. Sebagai contoh hal yang simple saja saat kita masih balita, seorang ibu pasti mengkritik anaknya agar jangan main-main di dekat sungai, karena takut jika air sungai bisa menghanyutkan anaknya terlebih jika musim hujan.

Cara menanggapi kritik atau respon negatif bisa dengan berbagai cara. Yang pasti jangan menyerah atau langsung berhenti karena mendengar kritik, kemudian marah, dan jangan cuek dengan kritik yang ada. Karena menurut saya, orang melakukan kritik karena orang itu peduli dengan anda. Mereka ingin anda bisa berubah ke arah yang lebih baik. Jadi, terimalah kritik yang ada. Mungkin banyak orang yang tidak berani memberikan kritik karena mereka takut kita melakukan reaksi yang negatif, seperti marah, sedih atau bahkan langsung menyerah. Karena mereka tau kita adalah orang yang paling tidak suka di kritik. Jadi, jangan lah takut di kritik. Buatlah orang yang mengkritik anda nyaman. Bahkan sekali-sekali mintalah orang lain untuk mengkritik anda. Sebagai contoh, cobalah sekali-kali bertanya pada orang lain tentang “Menurutmu, apakah perlakuan aku kepadanya salah???” atau “Pendapatmu, apakah aku harus tegas memperlakukan dia???”.

agar kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.

(Al-Haqqah : 12)

Cobalah selalu menerima kritik orang lain, agar kita tahu tentang apa kekurangan dan kelebihan kita. Karena kalau kita hanya menggunakan persepsi sendiri, biasanya persepsi itu bisa saja salah. Bahkan lebih baik lagi jika kegiatan pertanyaan ini dilakukan dengan orang yang kita sayangi dengan skala waktu yang rutin dan teratur. Mungkin yang punya pacar atau istri bisa mengharapkan kekasihnya untuk selalu menasehatinya jika dia salah, mungkin bisa sekali seminggu atau sebulan sekali. Cara ini terdengar simple, namun bisa memberikan efek yang luar biasa. Biasakan lah untuk mau dikritik dan mengolah kritik menjadi dorongan semangat untuk maju. Banyak orang takut menerima kritik karena mereka takut menerima jawabannya. Tapi ingat, tidak ada yang harus kita takuti karena kenyataan itu gak bisa diubah jika bukan kita sendiri yang mengubahnya. Kita lebih baik mengetahui kebenaran daripada tidak. Karena jika kita tahu tentang kebenaran, kita bisa melakukan perubahan agar kebenaran itu bisa sedikit berubah. Ingat, kita nggak mungkin bisa memperbaiki hidup jika kita nggak mengetahui kesalahan yang ada. Mungkin karena itu setiap perusahaan besar selalu membuat departemen atau bagian konsumen atau suara konsumen agar mereka tahu kekurangannya. Bahkan banyak perusahaan yang mau membayar mahal hanya untuk mencari kekurangan dan keluhan orang lain.

Sealin itu, banyak orang pasti lebih suka mengeluh daripada mengambil tindakan penanggulangannya. Namun yang jadi masalah, kita sering mengeluh kepada orang yang berfikiran negatif atau yang salah juga. Karena, jika kita bisa merasa. Kita pasti lebih suka memiliki teman yang bisa mendengar keluh kesah kita, dan bisa menjawab dengan kata-kata “tenang”, “santai” atau “biarkan saja”. Yang dimana semua jawaban itu nggak pernah bisa membantu kita agar keluar dari persoalan itu. Makanya, sekali-sekali cobalah bertemu dengan musuh atau orang yang bisa mengkritik anda seperti mungkin kekasih atau orang tua kita. Kita harus bisa menerima dan bersyukur atas kritik yang diberikan orang lain. Bersyukur karena mereka sudah menyelamatkan kita dari jalur kegagalan dan bersyukur karena mereka berarti masih peduli atau sayang dengan kita. Tapi, hati-hati juga kalau mendengar kritik apalagi oleh seorang yang mabuk. Bisa-bisa itu hanya omong kosong saja. J

Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.

(Muhammad : 16)

Tapi, sebelumnya ada baiknya anda mau dikritik tidak hanya oleh satu orang saja. Karena mungkin 1 atau 2 orang yang mengkritik kita bisa saja mereka sengaja menjatuhkan anda atau bisa saja itu belum akurat. Namun jika 4 atau lebih orang yang berkata seperti itu, baru kita boleh percaya hal itu benar. Sebagai contoh dalam suatu rapat, ketika yang mengikuti rapat itu hanya 2 atau 3 orang saja yang mengatakan A bisa saja hasil dari rapat itu adalah hal yang omong kosong. Namun jika semua yang di ruang rapat itu mengatakan A, baru kita bisa percaya jika hal itu salah dan harus kita lakukan suatu perbaikan. Dan yang terakhir jika kita dianggap orang lain gagal maka sudah saatnya kita untuk mengakui kesalahan, mencerna semua kritikan, mulai melakukan suatu cara agar kembali ke jalur kesuksesan dan kembali ke tujuan anda dengan cara yang berbeda.

Setelah kita mau dinasehati, maka sekarang cobalah untuk intropeksi diri. Selalu bertanya “Apa yang kulakukan???”, “Apakah hal ini salah???”atau “Bagaimana efeknya yang akan kulakukan ini???”. Yang namanya introopeksi pada zaman sekarang sangat diperlukan karena tuntutan zaman dan perubahan yang terus menerus maju. Dari intropeksi kita bisa belajar untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Mungkin intropkesi ini baik dilakukan ketika kita selesai shalat atau ibadah lainnya dan dlam nuansa yang tenang dan batin yang masih damai s

eperti ketika baru bangun tidur atau mau tidur kembali. Selalu lah melakukan intropeksi atas apa yang akan dan mau kita lakukan sehari-hari. Sering dari intropeksi itu kita bisa menyadari bahwa hal yang kita perbuat masih ada yang salah. Semua itu ada batasannya dan dengan menggunakan intropkesi kita bisa melakukan hal yang sesuai dengan batas-batas kemampuan yang kita miliki. Sebagai contoh saat saya mencoba untuk membiasakan lari, maka ketika dihari-hari pertama saya berlari. Saya harus bisa intropeksi bahwa tidak mungkin saya bisa berlari 6 putaran dalam waktu 12 menit. Namun, dengan latihan yang rutin dan secara bertahap saya mulai bisa melakukan itu. Hal ini lah contoh dari manfaat intropeksi untuk mengetahui batas kemampuan yang kita punyai.

ang menjadi sukses tidak harus belajar kepada orang lain atau cara-cara yang berat lainnya. Namun, bisa dila

kukan cukup dengan mendengar apa yang ada di hati dan apa yang dikatakan oleh orang lain tentang kita secara jujur. Itulah mungkin maksud Allah memberikan 1 mulut dan 2 telinga serta 2 mata, dimana agar kita banyak mendengar dan meilhat tapi cukup sekali berbicara. (FS)

Apabila kamu menalak istri-istrimu, lalu habis idahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang makruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(Al-Baqarah : 232)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun