Kalau kita lakukan kilas balik dalam sejarah, cara-cara ini identik dengan pola Zionis pada masa revolusi Prancis dengan semboyan liberte, egalite & fratenite (kebebasan, persamaan dan persaudaraan). Berbicara kebebasan, khususnya kebebasan agama. Pada hari ini adalah kebebasan digunakan musuh-musuh Islam untuk melakukan apa saja demi kehancuran Islam. Bagaimana kita lihat Ahmadiyah dan sejumlah aliran sesat dibela mati-matian dengan dalih kebebasan beragama. Dan yang membuat saya prihatin, sebagian putra-putri Islam justru ikut serta melakukan pembelaan terhadap Ahmadiyah.
Layakkah Ahmadiyah Dibela?
Membela Ahmadiyah tanpa mengetahui latar belakang sejarahnya sekaligus biografi pendirinya adalah sebuah tindakan yang dangkal. Mirza Ghulam Ahmad yang disebut-sebut sebagai Nabi sekaligus pendiri Ahmadiyah adalah seorang kaki tangan penjajah kolonial Inggris di India. Ayahnya yang bernama Mirza Ghulam Murtaza pernah membantu Inggris dalam menundukkan perlawanan umat Islam dengan menyumbangkan 50 tentara berkuda. Sebelum menjadi gila karena mengaku Nabi, ia sempat bekerja sebagai jurus tulis pada pemerintahan kolonial Inggris. Dengan demikian kesetiaan Mirza junior dan Mirza senior kepada pemerintahan kolonial Inggris tidak perlu diragukan lagi. Ahmadiyah yang digagas Mirza Ghulam Ahmad sejak awal memang bertujuan untuk meredam semangat jihad muslim India terhadap pemerintahan kolonial Inggris. Jadi jangan tertipu dengan gaya Ahmdiyah yang nirkekerasan itu hanya kedok belaka. Lucunya, orang yang berkhianat kepada bangsa, agama, Nabi dan Tuhan-Nya kok malah dijadikan Nabi baru. Jelas-jelas Muhammad SAW adalah penutup para Nabi. Konspirasi dan rekayasa apa lagi dibalik semua ini? Untuk apa ragu, sudah betul itu pernyataan Suryadarma Ali untuk membubarkan Ahmadiyah. Ini dia Menteri Agama baru, baru Menteri Agama.
Saya akui saat ini memang banyak dan melimpah sumbangan dana atau bahkan bea siswa bagi LSM, mahasiswa dan tokoh masyarakat yang mau menjadi agen barat (Yahudi) dalam mengkerdilkan Islam. Tetapi yang saya salut, masih ada orang yang berani berkhianat atas bantuan dan imbalan yang sudah diterima, macam bang Munarman mantan ketua YLBHI yang sekarang aktif di FPI. Beranikah yang lain menyusul dan bertobat? Atau masih mau mengumpulkan dollar Amerika Serikat lebih banyak lagi