Umpamakan saja H-1 bulan sebelum ramadhan. Suasana pertelevisian berubah secara perlahan-lahan. Iklan-iklan sinetron baru bertajuk islam, atau hanya berkedok kerudung dan peci, yang pada dasarnya isinya hanya roman picisan. Munculnya iklan-iklan produk makanan dan minuman yang sudah tidak asing lagi, namun dengan alih-alih mengambil istilah sahur dan berbuka, di repack menjadi sesuatu yang wah. Atau provider telekomunikasi seluler yang berlomba-lomba membuat paket2 baru khusus, denga alibi saling mengingatkan akan perihal baik selama ramadhan, atau saling membangunkan pada saat sahur.
Mari ita lihat dunia permusikan di Indonesia saat ramadhan. Musikus-pun berlomba-lomba membuat album2 religious . Terlepas dari bagaimana kehidupan mereka diluar bulan ramadhan, namun memang album religious lebih banyak keluar pada saat bulan ramadhan.