Ada pula dialog yang dilontarkan oleh orang tersebut pada teman keduanya. Apresiasi datang berhamburan, seakan-akan orang yang ia ceritakan adalah yang terbaik yang pernah ditemuinya. Kalimat apresiasi tak henti-hentinya keluar dari orang di sekitarnya.
Diceritakannya lagi kisah tersebut kepada teman ketiganya. Teman ketiga tersebut hanya mengatakan "Univeritas ibu kota kalo ga beasiswa gw ga akan mlongo". Sesederhana dia memiliki pemikiran tentang prestasi seseorang yang berbeda dari kedua temannya itu.
Fenomena itu cukup membuat kita melek. Kita diminta untuk melihat realita yang terjadi di masyarakat. Kita diharapkan bangun. Prestasi masing-masing itu orang berbeda. Begitupun tanggapan orang-orang, pun berbeda.
Terkadang solusinya pun cukup sederhana. Tak perlu membungkam banyak orang agar tidak ada hati yang terluka. Namun, cukup tutup telinga dengan semua adegan yang melintas. Jadikan mereka hanya pajangan yang lewat tuk sementara.
Ataupun ketika kita bisa tuk menerimanya, cobalah untuk buka telingamu. Semuanya tak akan hancur begitu saja ketika kamu membuka telingamu. Mereka akan membuatmu sedikit terjatuh tuk bisa melambung lebih tinggi. Hanya saja, hati yang terluka terkadang sulit untuk disembuhkan.
Sesederhana menerima semua yang ada dalam hidup. Lihatlah banyak sudut pandang yang ada di sekitar. Dunia tidak akan membuatmu hancur. Dunia hanya menginginkan kamu tumbuh dengan sedikit rasa sakit. Rasa sakit yang akan memberikan testimoni hidup yang lebih baik. Tak ada lagi kesedihan, tak ada lagi kecemburuan. Semuanya akan berakhir dengan bahagia pada waktunya.
Â