Ketika saya bertanya ke rekan saya mengenai "silent reader", kebanyakan mereka hanya menjawab "ah gaseru, masa lo cuman bisa nyimak aja", "tandanya lo ga menghargai orang berpendapat", "untungnya apa gue memberi komentar". hal ini sering terjadi di berbagai macam grup
social media, saat notifikasi berdering kencang membuat sebuah hasrat untuk membacanya, kemudian setelah itu ya, hilang ditelan bumi hingga mengakibatkan sebuah keretakkan dalam komunitas/grup tertentu, muncullah konflik baru yang berujung saling sindir sana-sini hanya karena si "silent reader" ini.
KEMBALI KE ARTIKEL