Aku hanyalah sebuah wayang kulit, benda mati yang hanya diam tanpa daya, tetapi menjadi saksi bisu dari kisah-kisah manusia yang hadir di sekitarku. Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, Dalang membawaku keluar dari kotak tua yang pengap untuk sebuah pertunjukan kecil di kampung. Dulu, Dalang masih muda dan penuh semangat, berpentas dari satu kota ke kota lain, membawa seni wayang sebagai warisan budaya. Kini, usianya telah menua, tubuhnya rapuh, suaranya serak, dan batuknya sering terdengar di sela-sela tabuhan gamelan. Namun, ia tetap setia pada seni ini. Baginya, wayang adalah hidup.
KEMBALI KE ARTIKEL