Namaku Nasha, salah satu siswa di Sekolah Menengah Atas yang cukup terkenal di kota. Aku tidak pintar namun juga tidak bodoh, dan tubuhku tidak pendek tetapi juga tidak terlalu tinggi. Pada saat ini aku sedang berdiri di tepi jalan protokol untuk menunggu lampu merah bagi pejalan kaki berubah menjadi hijau bersama dengan beberapa pejalan kaki lain yang terlihat sedang terburu-buru. Lalu tidak lama kemudian, lampu berubah hijau dan para pengendara kendaraan bermotor berhenti. Hembusan angin yang membawa debu tipis itu menerpa wajahku yang sudah kusam karena sinar mentari yang setiap hari seakan semakin panas, menelisik mengitari leher dan beranjak pergi.
KEMBALI KE ARTIKEL