Bekerja keras juga sering kali diartikan sebagai upaya yang maksimal dalam menggunakan potensi dan sumber daya yang dimiliki, baik fisik maupun mental, dalam mencapai keberhasilan. Dalam banyak budaya dan tradisi, bekerja keras dianggap sebagai salah satu nilai penting yang dapat membawa pada kesuksesan dan kemajuan.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mencintai apabila salah seorang di antara kamu mengerjakan suatu pekerjaan, maka ia mengerjakannya dengan sebaik-baiknya" (HR. Al-Baihaqi).
Dijelaskan dalam Hadis ini menekankan pentingnya melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, yang membutuhkan kerja keras dan dedikasi.
Dalam pandangan Islam, bekerja keras adalah suatu bentuk amal saleh yang sangat dianjurkan dan dihargai. Adapun alasan mengapa bekerja keras itu penting dalam kehidupan kita.
1. Untuk mencapai tujuan
Alasan pertama yakni mencapai tujuan karena dalam segala hal pasti ada tujuan yang ingin dicapai, maka dari itu kita perlu adanya kerja keras tanpa kita bekerja keras maka kita akan sulit dalam mencapai tujuan.
2. Kesempatan lebih baik
Alasan kedua kita akan mendapat kesempatan lebih baik karena apa? Karena jika kita usaha ataupun bekerja keras maka kita akan mendapat kesempatan yang lebih baik dari yang lain dan ini tidak semua orang bisa mendapatkannya.
3. Kepuasan pribadi
Alasan ketiga yakni kepuasan pribadi, maksudnya disini kita jika bekerja dengan keras maka tujuan kita tercapai dan kemudian kita pasti akan puas dengan hasil yang kita dapatkan karena sudah berusaha dengan baik, usaha itu tidak akan menghianati hasil.
Dalam Islam, bekerja keras tidak hanya dianggap sebagai kewajiban, tetapi juga suatu bentuk ibadah. Karena Allah swt menyukai hambanya yang bekerja keras dengan hasilnya sendirii tidak meminta minta, itu akan menjadi lebih baik.
Telah diriwayatkan oleh Ibnu Majjah Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seorang nabi pun yang diutus Allah kecuali dia adalah seorang pengembala."
Hadis ini mengisyaratkan bahwa setiap nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW, memiliki pengalaman bekerja keras, baik sebagai pengembala maupun dalam berbagai aktivitas lainnya. Ini menjadikan contoh bagi umat untuk mengadopsi sikap kerja keras dalam kehidupan sehari-hari.
Hadits Nabi sebagian ada yang mendorong umatnya untuk giat bekerja dan menjauhkan diri dari kemalasan, berusaha keras mendapatkan rezeki dan berkah dari Allah. Demikian pula ajaran Nabi untuk menolong dan memberi yang lemah, sehingga mewajibkan yang kuat untuk bekerja dengan giat.
Rasulullah Saw sangat mencela orang yang malas yang tidak mau berusaha dan kerjaannya hanya meminta-minta. Selain Beliau mencela hal itu Rasulullah Saw juga mengabarkan bahwa orang yang kerjaannya meminta-minta maka pada hari kiamat ia akan di bangkitkan dengan wajah tanpa daging. Sebagaimana dalam
haditsnya:
"Mayazala al rajulu ya-s'alu an nasa, hatta ya'tiya yaumul qiyamati laisa fi wajhihi mu'z'atun lam"Â
Artinya: "Dari Abdullah ibn Umar berkata, Nabi Saw bersabda: orang yang senantiasa di dunia ini meminta-minta kepada sesama manusia, maka di hari kiamat ia datang dengan tidak memiliki daging sama sekali di wajahnya.
Dari hadits tersebut sudah dijelaskan bahwasanya Islam mengajarkan semangat kerja yang sangat tinggi, agar menjadi manusia yang berusaha dan selalu bekerja. Dalam bekerja harus memiliki semangat yang tinggi, sehingga dengan semangat kerja yang tinggi manusia dapat menjadi produktif dan menghasilkan berbagai kebutuhan dan kepentingan manusia pada umumnya, diri sendiri dan keluarga khususnya. Sehingga manusia terhindar dari kehidupan sengsara, melarat, dan meminta-minta.
Selain ada manfaat bekerja keras juga ada tantangan nya yaitu,
1. Malas
Kenapa malas karena banyak orang yang hanya meminta ataupun tidak bekerja keras saja sudah dapat tujuan yang diinginkan sedangkan kita jika tidak berusaha dengan keras tidak dapat.
2. Stres
Karena dengan bekerja keras kita mungkin akan stres karena terlalu capek atapun lelah dalam bekerja.
3. Lingkungan
Dalam faktor ini juga bisa menjadi tantangan bagi kita karena tanda dukungan dari lingkungan sekitar mungkin kita akan merasa tidak pantas atau kurang.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim, hidup ini adalah kerja. Dia harus mengisi hidup dengan kerja yang baik "amal shalih". Karena Rasulullah Saw menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. Bekerja adalah manifestasi amal saleh dan merupakan ibadah.
Maka ada dua syarat yang dapat dijadikan ukuran bekerja sebagai ibadah. Pertama, benar dari aspek niatnya. Kedua, benar dalam aspek pelaksanaan yaitu cara melaksakan pekerjaannya.
Sebagaimana Allah Swt berfirman
bahwa Allah tidak akan mengubah nasib manusia sebelum manusia mengubah apa yang ada pada dirinya. Ada dijelaskan juga dalam Dalam Q.S An naba' ayat 11, Allah telah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat, serta menjadikan bumi yang luas ini untuk mencari nafkah.
Namun dibalik kerja keras jangan lupakan untuk selaku berdoa pada Allah, meminta pada Allah agar selalu dimudahkan dan diperlancar usaha kita dan meminta semoga kita selalu diberi kesehatan agar bisa berusaha dan bekerja dengan baik, semoga rezeki yang kita dapat selaku halal. Jangan mentang mentang sudah bekerja dengan keras tapi malah lupa sama doanya lupa sama yang memberi rezeki jangan sampai lupa ibadahnya.
"Orang yang hanya berdoa tanpa ada usaha itu kurang ajar kepada Allah,"tegas Buya Yahya. Ia menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan sunatullah sebagai aturan atau hukum alam yang harus dipatuhi oleh semua makhluk.
Maka dari itu kita sebagai umat manusia harus bekerja keras dengan baik dan jangan meminta minta karena Allah suka orang yang bekerja keras daripada yang meminta minta, tak lupa juga selalu berdoa pada Allah swt, pasti dibalik usaha akan ada hasilnya yang akan kita dapatkan, Allah pasti memberi yang terbaik setelah kita berusaha, karena itu jadikan lah bekerja dengan keras seakan akan kamu hidup lama didunia ini dan jadikanlah untuk sholat seandainya besok kamu mati, namun jangan menjadikan hadist ini sebagai panduan atau pegangan utama karena hadist ini bukan hadist yang kuat dia masih termasuk hadist dhoif (lemah) jadi janganlah berpacu pada satu hadist saja karena sebagai contoh atau panduan bisa kita liat dari sifat Rasulullah dan para Nabi, boleh saja menjadikan motivasi dan kita ambil hikmahnya saja namun tetap berpegang pada hadist yang shohih atau hadist yang valid.
Selalu berusaha jangan pernah menyerah pasti ada hikmahnya dibalik semua usaha kita, jangan berpegang pada satu hadist saja karena masih banyak motivasi yang kita ambil dari para sahabat Nabi dan dari Rasulullah sendiri, jangan lupakan juga selalu berdoa meminta pada Allah dan rajin berusaha insyaallah Allah memberi yang terbaik.
Sumber : JURNAL ILMIAH AL-MU'ASHIRAH
FAUZIAH NURDIN.