Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pembantukah Aku?

24 November 2010   05:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:21 105 0
pagi-pagi nan indah...sunyi, sepi, hening ku cium udara segar sampai merasuk di kalbuku...hmmmm, segernya..


pagi itu hari minggu, seperti biasa aku menyapu halaman depan rumahku. saking sederhananya aku, aku mengenakan celana pendek dan kaos oblong layaknya sebagai cleaning service rumahan. di rumahku memang ada kios untuk usaha fotocopy kepunyaan orang. berhubung ini hari minggu, kios tersebut libur. akhirnya aku sapu halamannya biar tambah oke...

alunan langkahku dengan sapu yang bergoyang-goyang di atas jobin penuh debu itu, terdengarlah suara lirih di belakangku.. aku menoleh ke arah belakang. Ternyata ada seorang ibu dengan membawa kertas lipat di tangan kanannya berada di belakangku. Mulailah kita bercakap.

Ibu  :  " permisi Dek..? " sapanya.

Aku  : " iya Bu, ada yang bisa saya bantu Bu..? " jawabku.

Ibu   : " kios ini tutup ya, Dek..? " tanyanya.

Aku  : " iya Bu, betul memang tutup Bu.." jawabku lagi.

Ibu   : " hmm, bukanya kapan ya? jam berapa? " tanyanya lagi.

Aku  : " Waduh,,gini Bu. Kebetulan hari ini hari minggu, dan seperti biasanya setiap hari minggu memang tutup Bu.." jawabku lagi.

Ibu   : " Oooo, gitu ya Dek. Hmm, sampean pembantu sini ya Dek..? " komentarnya lagi.

Aku  : "........" ( dalam hatiku, Sialan !!!! aku dikirain pembantu..Hufft..!!! ). " Eeeh, bukan Bu. Saya tinggal di sini, dan saya anak yang punya rumah ini, Bu." jawabku dengan tegas.

Ibu   : " Ooooo, begitu ya Dek. " komentarnya dengan nada tak merasa bersalah.

Ibu itu langsung pergi meninggalkanku, dan aku mulai bingung... Hmm, kok jahat banget sih aku dikatain sebagai pembantu???? Hiks..Hiks... Padahal ibu tadi kan tetangga aku sendiri? Masak dia tidak mengenalku sebagai anak yang punya rumah tersebut. hufft, mentang-mentang dia orang kaya jadi kelihatan agak sombong dech.

Aku melihat ujung kakiku sampai ke pakaian yang aku kenakan. Dan aku bertanya pada diri aku sendiri, benarkah aku berkostum seperti pembantu? apakah wajah aku layaknya seorang pembantu..? Hmm, gak tau dech. Yang jelas aku tak merasa begitu, tapi seorang pembantu memang harus patut dihargai.

Aku kembali melanjutkan goyangan sapuku tadi sampai benar-benar jobin itu bersih dari debu..Selesai kerjaanku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun