20 Desember 2024 20:00Diperbarui: 20 Desember 2024 19:35370
Pertanyaan ini, sederhana namun mendalam, telah mengusik hati manusia sejak zaman dahulu kala. Â Konsep kebahagiaan sendiri relatif, bergantung pada persepsi dan pengalaman individu. Â Namun, jika kita menilik akar-akar kebahagiaan sejati, Â apakah mungkin meraihnya tanpa mengakui dan menghubungkan diri dengan Sang Pencipta, Allah SWT? Â Banyak orang mungkin berpendapat bahwa kebahagiaan dapat diraih melalui pencapaian materi, kesuksesan karier, atau hubungan sosial yang harmonis. Â Tentu saja, semua itu dapat memberikan kepuasan sementara dan rasa senang. Â Namun, kepuasan tersebut seringkali bersifat fana, rapuh, dan mudah hilang seiring perubahan keadaan. Â Kekayaan bisa habis, karier bisa runtuh, dan hubungan bisa retak. Â Di sinilah letak perbedaan mendasar antara kebahagiaan sesaat dan kebahagiaan sejati yang abadi.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.