Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Rokok Elektrik (Vape): Dampak terhadap Kesehatan Paru-paru pada Ruang Lingkup Remaja

4 Februari 2023   01:46 Diperbarui: 4 Februari 2023   13:45 710 3

              

             Rokok elektrik, kini telah banyak digandrungi oleh sekelompok remaja hingga dewasa. Rokok elektrik atau yang kerap disebut sebagian pengguna 'Vape' merupakan rokok penghasil aerosol, cara kerja dari rokok elektrik adalah dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin atau produk tembakau lainnya yang diberi perasa. Rokok elektrik tersedia berbagai bentuk dan ukuran. Sebagian besar rokok elektrik memiliki baterai elemen pemanas dan tempat menampung cairan yang dikenal dengan sebutan liquid vapor atau e-juice.

              Nikotin merupakan zat adiktif yang ada pada tanaman tembakau yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan rokok. Nikotin dapat meningkatkan detak jantung dan relaksasi sementara bagi penggunanya. Nikotin dapat menciptakan perasaan senang serta perubahan dalam cara pengendalian stress.

             Pengguna rokok elektronik atau lebih dikenal dengan sebutan 'vaping' beranggapan bahwa rokok elektrik aman dan membantu pengguna untuk berhenti merokok. Tetapi asap yang dihirup mengandung nikotin dan kimia berbahaya lainnya yang sama kandungannya dengan rokok batang pada umumnya.

             Terlebih lagi dimasa sekarang semua informasi dapat dengan mudah diakses di jejaring sosial media, khususnya situs jual beli yang menyediakan beberapa pilihan produk rokok elektrik. Variasi dan bentuknya yang beragam membuat sebagian remaja tertarik ingin membelinya. Batasan usia legal menjual rokok yang berusia kisaran di atas 18 tahun tidak mencegah penggunaan rokok di kalangan remaja dibawah umur.

             Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 tren pengguna rokok elektrik di kalangan usia 10-18 tahun kian waktu jumlahnya semakin meningkat. Sebanyak 10,9 % pada tahun 2018 remaja telah menggunakan rokok elektrik, dibanding tahun 2016 dengan presentase yang lebih sedikit yakni 1,2%.

             Rokok elektrik terbilang masih cukup baru, dan para ilmuwan masih mengkaji lebih dalam tentang efek kesehatan jangka panjangnya. Paparan nikotin dapat membahayakan perkembangan otak remaja hingga dewasa. Selain nikotin, aerosol juga terkandung dalam rokok elektrik. Aerosol rokok elektrik mengandung bahan kimia berbahaya bagi paru-paru. Aroma asap nya yang tidak terlalu menyengat dibanding rokok konvensional membuat produk rokok elektrik atau vape cukup bisa diterima khususnya dikalangan remaja. Selain itu, harganya yang relatif murah membuat rokok elektrik diminati banyak orang.

             Namun, pada Agustus 2019, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengidentifikasi penyakit baru terkait infeksi paru-paru yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik. Penyakit baru terkait hal tersebut kemudian  dinamai Evali atau E-cigarette atau Vaping Product Use Associated Lung Injury.  Kasus Evali tercatat di Amerika Serikat, di mana paru-paru pasien mengalami kerusakan akut setelah beberapa minggu vaping. Pasien juga membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif dan dipasang ventilator. Ada beberapa gejala yang ditimbulkaan pada pasien yang terkena Evali, meliputi sesask napas, batuk, nyeri dada, dan demam.

            Selain Evali yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru remaja tersendiri, kanker secara tegas juga menjadi perhatian karena vaping membawa beberapa bahan kimia ke dalam paru-paru. Tapi produk vaping belum cukup lama bagi kita untuk mengetahui apakah mereka menyebabkan kanker atau tidak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun