Untuk memproduksi tepung tapioka dalam skala industri membutuhkan jumlah bahan baku yang banyak yaitu sekitar 60 - 80.000 ton singkong. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan dengan hasil limbahnya berbanding lurus yaitu, semakin banyak bahan baku yang digunakan maka semakin banyak juga limbah yang dihasilkan. Limbah pada proses pembuatan tepung tapioka akan menghasilkan dua jenis limbah yaitu, limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari proses pengupasan kulit singkong dan ampas hasil pemerasan yang sering disebut dengan onggok. Selain itu, limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, pemerasan, dan pengendapan.
Kandungan dalam setiap hasil limbah industri tapioka ini masih memiliki senyawa organik yang tinggi. Apabila limbah-limbah tersebut langsung di buang ke lingkungan maka berpotensi untuk menjadi pencemar. Kulit singkong, onggok, dan limbah cair tapioka memiliki kandungan karbohidrat yang banyak. Hal ini dikarenakan, kandungan yang dominan pada tumbuhan singkong adalah karbihdrat, sehingga menyebabkan limbah yang dihasilkan pun juga didominasi oleh karbohidrat.
Alternatif yang dapat dilih selain membuang limbah hasil industri tapioka secara percuma, limbah tersebut bisa di manfaatkan kembali. Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai kompos, pakan ternak, bioenergi seperti biobriket, hingga keripik.Â