Perselisihan yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina menonjol sebagai salah satu konflik paling rumit dan abadi dalam sejarah modern. Selama beberapa dekade, hal ini telah mengakibatkan banyak korban jiwa, pengungsian besar-besaran, dan luka psikologis yang parah bagi kedua pihak yang terlibat. Pada intinya, konflik muncul dari persaingan klaim atas tanah yang sama, yang berakar pada permadani narasi sejarah yang kompleks. Setelah pembagian Palestina oleh PBB pada tahun 1947 dan pendirian negara Israel pada tahun 1948, berbagai perang terjadi, termasuk Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur. Upaya perdamaian seperti Perundingan Oslo belum berhasil mencapai solusi yang berkelanjutan. Masalah-masalah teritorial, status Yerusalem, pemukiman Israel, dan blokade Gaza terus mempersulit upaya perdamaian. Konflik ini telah menyebabkan penderitaan besar bagi kedua belah pihak dan tetap menjadi tantangan besar dalam politik global. Namun, di balik dimensi politik dan sejarahnya, konflik ini juga mengungkapkan tingkat intoleransi yang tinggi antara orang-orang Israel dan Palestina. Dalam konteks ini, adalah penting untuk menganalisis konflik ini dari sudut pandang filsafat, menggali akar penyebab intoleransi, serta mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
KEMBALI KE ARTIKEL