Inilah jalan yang mengantar kami pulang. Jalan yang sudah kami susuri sepanjang hidup, semenjak kanak-kanak hingga kini. Jalan yang menjadi urat nadi yang menghidupi desaku. Tak terjangkau tangan pembangunan, baik dari pusat, propinsi maupun kabupaten. Meskipun sudah berulang kali  meriak usulan yang berkembang menjadi proses sejumlah pemuda beserta aparat desa. Namun hasilnya tak ada. Akhirnya kami kembali ke sifat hakiki: diam dan pasrah. Jalan itu kami rawat bersama sebisanya dengan semangat gotong-royong yang tak pernah lekang dimakan perkembangan jaman. Di kanan-kirinya terhampar luas ladang maupun persawahan dengan beragam tanaman mengiringi pergantian musim di desa kami.