Kita mulai dari yang terkecil dahulu, gunungan sampah yang singgah di tepian sepanjang jalan perkampungan, menyakitkan mata setiap orang memandang. Sebut saja kampung Angkuhan, di tepi jalanan menuju persawahan sebelum orang-orang pemalas menyerang terdapat sebuah papan nama berisi 2 baris kata yang ditancapkan di sana bertuliskan 'DILARANG MEMBUANG SAMPAH' bercetak tebal, kata DILARANG dipoles merah pekat, sedang MEMBUANG SAMPAH dipoles hitam.
Tetapi dalam beberapa bulan, papan kalimat larangan berubah menjadi kalimat perintah. Lunturnya karena guyuran air hujan dan teriknya panas matahari.
Seperti pada potret yang saya bidik ketika lari pagi.