Saya tidak pernah bosan berbicara tentang tanah kelahiran saya mulai dari yang positif dan negatif, hanya putra daerahlah yang mengerti betul bagaimana nasib daerahnya, hanya pemilik rumahlah yang mengerti seisi rumah itu. Saya tak ubahnya menjadi seorang yang sangat tendensius dalam menilai roda pembangunan di kabupaten yang sudah berdiri 12 tahun ini itulah Kabupaten Mamasa. Berangkat dari diskusi ala sosmed dalam sehari tak kurang dari 5 orang menyoal tentang infrastruktur jalan, tak jarang diskusi yang negatif untuk pemerintah semua menjurus dengan menyalahkan pemerintah. Yang memang kondisi itulah yang memaksa masyarakat bersteitment demikian. Pribadi saya pun berkata ada apa dengan pemerintah di Mamasa, setiap hari melintasi jalan tersebut tapi inisiatif untuk merebut keburukan jalan ini tidak pernah terjadi 3 kali pergantian bupati prestasinya hanya tambal pasir atau tambal tanah yang dilakukan untuk mengatatsi jalan tersebut, adapun yang berusaha menambal dengan aspal, tpi sayang pernecanaanya pun abal-abalan, bagamana bisa bertahan lama lebih tebal pasir dari pada aspalnya, tak heran sementara dikerja menyusul pun rusaknya dari belakang, suapaya lebih jelas ini beberapa kondisi jalan utama menuju kabupaten mamasa hingga masa kini.