Kelelawar hendak menuju pulang
Singah hati ingin tenang
Supaya damai hidup kita jua
Mentari sangatlah indah Jinga
Kepayahan hati ingin tenang
Obat mujarab adalah iklas
Walau datang seribu petir melanda
Bertaburan masalah jiwa kita
Hati tak mampu berbela sungkawa
Berilah dia kepala Allah
Supaya damai hidup kita
Obat mujarab tanpa kimia
Ia adalah ketenangan jiwa
Hati sejuk penuh damai
Pikiran pun jadi hilang dari gundah, resah
Yang melanda jiwa anak bangsa
Masalah selalu datang melanda
Jangan minta hidup tanpa masalah
Tapi hai masalah, aku masih punya Tuhan
Untuk selalu setia membantu ku
Melepaskanmu menjauh dari hidup ku
PAHLAWAN KU
Telah syuhada enkau di medan perang
Melawan ke zaliman, dari penjajahan
Rela diri binasa demi anak bangsa bahagia
Agar bisa hidup lebih tenang
Rela terhunus pedang di dalam peperangan
Melawan musuh-musuh bangsa
Darah berkobar teriakan Allahuakbar
Musuh bangsa harus kita lawan
Lucutan senjata tak di hiraukan demi abdi diri
Negeri Pertiwi harus merdeka
Bukan ke tenarang yang di cari
Tapi hanya sebuah ayat yang di rindui
Islam harus tetap jaya
Teriakkan laskar putih suci
Doa di usung ke dada bumi
Demi pertiwi, agama harus jaya
Keseluruh pelosok nusantara Indonesia
Bintang bulan selalu harus berkibar
Di Indonesia negara tercinta
Rela syahit diri, namun bangsa harus damai
Utuh sentosa, dalam pelukan kasih sayang Allah
PESONA MU
Indah molek jelita, tatapan yang manja
Bunga desa yang teramat ku puja
Rasanya hati tergoda pada tatapannya
Sudikah diri menemani, dalam tutur sapanya
Seyuman mu seperti ranum bulan
Bak menawan sunguh jiwa terkesima
Dalam cahaya malam deraian cinta
Kasih sayang utuh murni
Dalam pemandangan cahaya rembulan
Molek, tenang, dan hati damai
Selalu bahagia dalam sinar angin malam
ACEH TEMPAT LAHIR KU
Dari bersuku-suku dan berbangsa
Beraneka ragam budaya
subur negeri Jinga
Sukses damai diri, dalam jalinan silahturahmi
Kami merindukan persahabat, dalam sebuah kemenangan
Bahasa kami ada sebelas dalam adat warna budaya
Namun ingatlah satu pekikan
Bumi Aceh harus damai sentosa
Dalam naungan Riza Rabi
Adat istiadat harus di kembangkan
Dalam setiap garis kehidupan
Baju adat kami ada sembilan
Jika suka boleh diri memakainya
Indah hati tenang bisa hidup berdampingan
Aceh adalah gabungan
dari lima negara
Dari Arab, Â Amerika, cina, eropa, dan hindia
Inilah pengabungan dari bangsa kami
Bila diri keliru boleh puan memperbaikinya
Inilah nukilan diri dari cerita leluhur kami
Aceh kaya dengan gas alam
Minyak bumi juga kami punya
Namun diri juga tidak tahu siapa yang mengelolanya
Salam diri anak bangsa
Cinta kasih sajak diri
Semoga damai sentosa dalam cinta
Pada Tuhan kami kembali mohon diri yang hina
Di jaga oleh Allah, pemilik pelindung hati
Penentu takdir diri ini
Dari riwayat hidup hamba
Izin pada Tuhan kembali
Mohon jaga selalu jiwa hamba
ACEH TEMPAT LAHIR KU
Dari bersuku-suku dan berbangsa
Beraneka ragam budaya
subur negeri Jinga
Sukses damai diri, dalam jalinan silahturahmi
Kami merindukan persahabat, dalam sebuah kemenangan
Bahasa kami ada sebelas dalam adat warna budaya
Namun ingatlah satu pekikan
Bumi Aceh harus damai sentosa
Dalam naungan Riza Rabi
Adat istiadat harus di kembangkan
Dalam setiap garis kehidupan
Baju adat kami ada sembilan
Jika suka boleh diri memakainya
Indah hati tenang bisa hidup berdampingan
Aceh adalah gabungan
dari lima negara
Dari Arab, Â Amerika, cina, eropa, dan hindia
Inilah pengabungan dari bangsa kami
Bila diri keliru boleh puan memperbaikinya
Inilah nukilan diri dari cerita leluhur kami
Aceh kaya dengan gas alam
Minyak bumi juga kami punya
Namun diri juga tidak tahu siapa yang mengelolanya
Salam diri anak bangsa
Cinta kasih sajak diri
Semoga damai sentosa dalam cinta
Pada Tuhan kami kembali mohon diri yang hina
Di jaga oleh Allah, pemilik pelindung hati
Penentu takdir diri ini
Dari riwayat hidup hamba
Izin pada Tuhan kembali
Mohon jaga selalu jiwa hamba
SUARA PETIR
Petir menyambar ke muka bumi
Menghela nafas yang panjang
Bersuara dengan gelegar, dan kencang
Seakan-akan ada yang akan terjadi
Ketakutan pun kembali memuncah
Diam saja, Tanpa perduli
Lorong mana yang akan di susuri
Untuk segera ingin pergi
Nyanyian hujan pun semakin kencang
Bertambah lagi gemetaran
Rasa yang seakan membuat hati kerasukan
Hingar bingar bertaburan orang ramai
Memandang sekitaran alam ini
Sayup-sayup terdengar, suara mereka lalu lalang
Beranjak untuk segera pulang
Setelah hujan badai, dan petir menyambar
DOKUMEN DIRI
Setiap yang terjadi, akan tersimpan di memori
Segala panca indera, akan merasa getar yang sama
Segala kesakitan, membuat diri diam
Dan segala peri hal senang
Pasti akan membuat hati riang
Sendawa tengah malam bisikan warna diri
Menanti pagi petang, khabaran warna mimpi
Peluk hari dengan senyuman
Piawai dalam merajut mimpi
Hadirkan kedamaian, petikan gitar sunyi
Indah senandung tengah malam
Alunan suara mimpi, mari kembali
Menuai aksara dalam bait puisi
Dokumen diri telah usai
Dengan beribu kejadian diri
Peristiwa masa depan, kisah sedih ataupun bahagia
Semua akan tersimpan di dalam hati dan pikiran
Cahaya warna sunyi, iklaskan setiap kejadian
Jadi obat penyejuk hati, dalam sentuh tangan Ilahi
Melukis penuh mimpi, tenangkan pikiran jadi hikmah kejadian ini
Penuh doa bertaburan, panjatkan ke pagkuan Rabi
Setiap dari kesedihan, itulah awalan dari senyum esok hari
KETENANGAN JIWA
Serpihan cakrawala ujung Maya
Mempesona penuh makna
Pongah, dan congkak ujub diri
Mohon Tuhan buangkan jua
Terlalu sakit rasanya menelan api dusta
Lebih baik hidup dalam baris suci cinta
Agar kehormatan selalu terjaga
Dalam untaian mutiara cinta
Warna gelap jangan  di tiru
Simpan saja dalam warna putih
Kasih sayang jangan di benci
Karena diri nanti akan binasa
Detik menit berlalu waktu
Sang dara cantik jelita
Indahnya rupa mu dan manja
Tatapan bola mata, hati dan telinga
Pun terdengar jua, petikan biola
Yang selalu mendebarkan dada
Sebaris nyanyian kau senandung kan jua
TAMAN HATI
Simpan saja risau cinta
Sekalah dalam rimbunan senja
Usut sudah bias mentari
Agar warna tidak akan terganti lagi
Bias mentari pagi kembali
Usaikan persetruan diri dengan hati
Tenangkan pikiran diri ini
Agar rindu mendapat tempat lagi
Tandusnya pasang ilalang duri
Pepohon yang tumpang kini
Namun ingin ku tanam lagi
Si kumbang melati yang wangi
Agar indah kebun ku mewanggi
SUKU MU TIDAK BERADAP
Desir angin di senja utara
melewati garis batas, keterangan jiwa
Resah, desah kilas balik warna diri
Itulah jawaban dari pertanyaan jiwa ini
Tanya dan berharap kian pasang makna diri
Susun rapi dan berharap sabar pada Ilahi
Bila baik kau lakukan, maka ucapkanlah
Biar hati mu tenang setelah menghina ku
Sujud jiwa dalam sunyi, seperti ku iklaskan
Nasehat jati diri, sabda cinta indah jiwa
Mugkin pantas hinaan untuk diri
Atau saja memang benar diri tak beradap
Terima kasih guru, cacian mu sunguh indah
Semoga Allah maafkan kilaf mu
Mohon izin Tuhan jangan kabulkan
Titah perkataannya, terlalu di sayangkan
Para yang baik, harus menerima petir bahasa mu
Sunguh guru kau teramat ku segani,
Dari kini dan sampai nanti
Maafkan diri bila salah pada mu
Mohon jangan hukum jiwa ini
Mohon Tuhan iklaskan jiwa ku, tutup pilu ini
Dengan kesabaran sejati jua
Perbanyak diri iklaskan untuk orang-orang yang tak menyukai
Semoga Ya Allah, engkau ganti dengan senyuman di esok hari
APRIL INI
Mengawali sejuta kisah kini
Berenda di jiwa yang hampir patah
Sayap perlindungan ku temui juga
Dengan hadir sejuta cinta
Dan puasa pun tiba diri
Insan beriman sunguh bahagia
Tamu Allah telah tiba, tempat munajat doa
Dalam bait-bait perbaikan diri
Lewat nukilan sang kiyai
Indah mengagumkan hati ku
April kini ku tengadahkan jiwa
Sujud di hadapan Tuhan yang Kuasa
Sedih diri, itulah warna seni
Dalam april ini merenda ketenangan
Dapatkan hikmah diri, syukuri ketenangan
Atasi segala hujatan dan hinaan
Dengan iklas jiwa, insyallah nanti dia akan pergi
Kitakan adalah mahluk Tuhan, Zat pembebas persetruan
NUKILAN KALBU
Wujud diri seadanya, agar tidak gelisah
Dalam diri berbentuk sebuah palung hati
Sunyi mengeyitkan dada yang lara
Sadari akan suci murni jiwa
Kasih berlabuhlah sebatas makna diri
Sepahit apapun rasa diri
Namun maknailah diri seadanya
Jangan menyimpan ranting yang rapuh
Didiklah diri, sebaik-baiknya
Biar tidak rusak binasa
Tanamkan sebuah semangat tenang
Biduk hati jangan di usik dengan benci
Madah suara makna rembulan
Pekat Jagan di lekatkan jua
Bangun istana hati tenang dan senang
Sahabat akan damai di sisi mu
Jangan suramkan hari dengan pertengkaran
Semua itu takkan ada artinya
Hanya tersisa jadi puing-puing dendam
Lalu kemana makna diri "Islam"
Masih meneriakkan kebencian,
Dia itu manusia, kita juga sama
Lalu kenapa harus berdebat jua
Tenangkan hati perbanyak maaf, dendam cobalah singkirkan
Warnai hari dengan damai dan tenang
Dengan persahabatan seluruh manusia di jagat nusantara
BARISAN SEMUT
Semangat yang berkobar tinggi
Salam silaturahmi duhai teman seperjuangan
Mari bentuk barisan, cari rejeki titipan Tuhan
Pada manusia yang rela memberi sebutir nasi
Berjalan dengan penuh tenang
Barisan kita jangan putus,
Dapat makan harus bagi-bagi
Agar kita masih bisa bertahan hidup
Ucapan sang semut, bisa di sebut dia ketua
Jangan main-main sembarangan
Ingat nanti engkau tengelam
Kadang manusia lupa menolong mu
Jangan buat waktu terbuang sia-sia
Ikuti hati, berzikir diri ingat selalu pada yang Kuasa
Walaupun kita kecil, namun yakinlah
Kita nanti pasti ada gunanya
Kuatkan ranting-ranting kering
Bangunkan tempat perkemahan kita
Galilah tanah untuk beteduh
Dari serangan berbagai macam jenis mara bahaya
Sigap diri kembali, tetap semangat bangkit
Bangunkan kekerabatan, kita harus bersatu
Bergandeng tangan agar bisa melewati setiap rintangan
Lawan ketakutan, kumpulkan makanan
Nanti kita akan makan bersama
Biar semua kebagian, jangan ada yang menyembunyikannya
Ingat harus jujur, jangan mundur
Ayo bergerak untuk bisa buat kesepakatan
Bersama itu lebih baik, sendri itu sepi
Banjir pun tidak berarti, kalau kita saling gengam tangan
Pasti kita akan bisa melawan dari arus gelombang
Insyallah kita akan selamat dengan pertolongan Tuhan
Manusia itu kadang lupa buang air sembarangan
Karena kita mahluk kecil, jadi kita harus siaga
Mengadulah ke Allah agar kita di selamatkan
CINTA TERHALANG NIGRAT
Karam gersang batu cinta
Harus hancur dan binasa
Karena hanya ke egoan semata
Tulus suci tidak lagi di angap ada
Hanya tahu tentang pintu, dan jendela
Dapat hidup dalam kemewahan
Padam api nyala cinta,
Semangat untuk tenang jiwa
Sedih miris, tenanglah, diri
Iklaskan hati untuk jadi penawarnya
Bila nigrat yang kau cari izin jua
Diri pergi, biar hati tidak terluka
Hiduplah dengan adat mu
Biarlah diri terluka, nanti ada Allah maha ganti
Dengan yang lain cinta
Tenang hati, sujud pada Sang Maha Sempurna
Jiwa kerontang tidak berdayung
Kesucian hati mohon doa
Nyala terus aura lampu biar bisa jadi terangnya
Hingar bingar akan jadi tawanya
Sekat rindu yang berlabuh penuh deru
Kini engkau usik lagi diri ini
Dengan harapan semangat baru
Namun maaf kasih, aku angap itu telah berlalu
Ruas sekam jerami padi
Tak akan bisa jadi padinya
Jika ada patahan diri
Biarlah ini kita tutup cerita
Mugkin tak layak diri
Biarlah ku tersenyum, di sini
Dalam menungu titah tuhan
Menungu perintah pulang, atau akan di beri ganti
Payung udara berteduh indah
Seikat bunga di dalam taman
Penuhilah gelap ruang, ganti diri dengan lampunya
Semoga ada kedamaian pemisah  ruang tutup usia
Iklas rela gapai ketenangan
Insyallah hari akan berwarna
Salah mu telah ku maafkan
Biar diri bisa damai, mengobati bisa tenang
Semoga bisa tercipta sebuah tali persaudaraan
HATI TABAH
Ingin menyudahi, bertaburan bintang
Di malam hari, terakhir ini
Panen kemuning padi lambang kemakmuran
Damai hati dalam dekapan sunyi
Dalam sunyi ku terjaga diri
Dahsyat penuh haru, yang menderu
Jati diri rela gugur, demi tak ingin pujian
Biarlah jadi insan yang biasa
Yang jangan menghina adat diri,
Pepatah mengatakan, lebih terluka
Ketimbang terhina jua, tetap ku rela
Demi sebuah tulus suci cinta
Hati keruh, tapi jangan mengeluh
Tetap iklas jalani karena Nya
UDARA PAGI
Indahnya sinar mentari, terlihat pelangi
Di ufuk utura terbentang ke indahan
Panorama alam sunguh nyata
Indah di penuhi ragam warna
Sunguh Indah kuasa Tuhan
Beribu pemandangan menyejukkan mata
Hati senang, jiwa tenang
Hidup bahagia
Tugas kita berdiri, tunduk sujud pada Ilahi
Sonsong hari, warnai mimpi
Semoga dapat terwujud jua
Menjalani akhir hari penuh warna
Menuntun tugas sunyi, tunduk pada Sang Pencipta
SETELAH HUJAN
Ada embun yang sejuk
Menetesi kenangan indah bersama mu
Bersama kita pulang, melewati cahaya malam
Berteduh di bawah pohon rindang
Dan di temani payung unggu
Bersama semilir angin menghangatkan jiwa
Ku melihat mu mengigil di sepanjang perjalanan
Demi diri ku engkau rela basah kuyup
Dalam hayal ku, engkau begitu mempesona
Tampan wajah mu, manis senyum mu
Seakan hampir lupa aku dengan seribu hadangan
Yang Ingin menjauhkan kita
Utara selat Sunda, dermaga batu cinta
Pelabuhan Tanjung muara
Kita berjanji, akan selalu bersama
Sampai ada ikrar cinta suci
Berjanji untuk saling setia
Sampai ada takdir Allah untuk hidup bersama
NOVEL SINDERELA
Kisah indah penuh haru biru
Bak seperti malam indah yang berlaku
Mengukir kisah seorang raja dan wanita biasa
Harus berpisah karena tidak sepadan
Nukilan penuh suka duka
Melawan, menentang adat budaya
Demi sebuah perjuangan cinta
Romantika cerita seorang raja istana
Mengundang pesta dansa, ke seluruh istana
Untuk melihat ratu-ratu yang cantik jelita
Sinderela tidak sengaja juga ikut
Memakai sepatu kaca untuk ke istana
Tanpa sadar hari telah malam
Dalam nyanyian ia ikut meramaikan
Setelah jam dua belas ia pulang
Tidak sengaja sepatunya tertingal
Raja mencari pemilik sepatu
Di umumkan pada para pengawal
Untuk menemukan pemilik, akan jadi calon istrinya
Ternyata semua tidak bisa memakai
Akhir pengawal menemui sinderela
Di pakaikan sepatu itu, teryata sunguh mengejutkan
Indah terpancar aura di kakinya
Sinderela pun di bawa ke istana
Untuk di beri tahu raja
Teryata inilah pemiliknya sepatu kaca
Sindera akan jadi istri raja
Walau hanya rakyat jelata
Tetapi sang raja begitu mencintainya
Setelah melewati bermacam rintangan
Akhirnya senderela menikah juga
Dengan raja yang sangat tampan, dan hidup bahagia
BADAI UTARA
Cercah celah rimba berkawanan singa
Berburu dalam semak, menderu
Diam mengendap, agar mangsa bisa tertangkap
Untuk cepat sigap, mendapat
Gengam tangan ujung jari
Semua akan hilang hanya satu penantian
Menuai padi, dalam persawahan
Indah dalam peraturan gelap malam
Siang petang akan hidup penuh damai
Yakin akan sebuah kisah batin
Pada Sang Maha penentu Takdir
Menemukan arti dari sebuah kehidupan
KEMENANGAN DIRI
Satu windu sudah berlalu
Menyita waktu dalam jejak
Mencari rimbunan awan tenang
Hilang satu pikiran marut jiwa
Petaka yang kian datang
Hari tanpa tujuan mendatang
Suram dan buram tanpa cahaya
Dalam dekapan mentari senja
Menungu melodi yang berjanji
Tungu pada sebuah doa
Kemenangan akan datang jua
Hari yang begitu gemilang
Dalam pepasiran pantai ini
Coba telaah hari, menungu pagi
Cinta negeri, luah janji
Tempati diri pada sebuah penantian
Bahagia dalam kemenangan panjang
KUPU-KUPU MALAM
Ini kisah tentang sikupu-kupu malam
Menanti hari mencari uang
Hadirkan manja dan canda tawa
Untuk menarik lelaki hidung belang
Awan indah dalam Mega bintang
Cahaya terang gemilang murni
Pemanah janji, terpa sunyi
Menghunus tajam pisau belati
Hari tanpa tujuan mendatang
Hanya faham, arti sebuah kesenangan
Mendengang asmara, piawai melakoni birahi
Lelaki yang haus kasih sayang
Bibir ranum, lemah gemulai
Molek jelita diri dara, indah rupa
Seperti tetesan air hujan menyirami bumi
Lelaki pun pada tergoda dengan pasang bayaran termahal,
Ada pula para pejabat, ada pula konglomerat juga ikut bercinta
Bahkan ada pula, preman pasar setelah mengutip angsuran
Lalu cari kehausan, demi capai sebuah kasih puncak
Puas diri merasa di layani dengan hebat
Sunguh hampir kiyamat, semoga Allah sadarkan mereka
Dari kilaf kebodohan diri
Semoga iklas berjanji, insyafi diri dari dosa
Tuhan adalah Maha Pengampun
Segeralah saudara ku kita kembali kepada Nya
Dari ribuan dosa-dosa kita yang masih belum bertaubat
PENJUALAN ROTI
Setiap pagi buta, menjajakan barang dagangannya
Berharap rejeki Allah beri untuk hidupnya
Indah kuasa Mu Tuhan semoga sejahtera selalu
Dan semoga semua laku barang dagangan hamba
Roti ini yang diri perjualkan
Gerimis di selat sunda, utara adalah jiwa
Polemik masa bercampur titik rinjana
Menurun putih cinta, bermanja cahaya
Kepak sayap pada udara
Tuhan sadarkan hamba, walau miskin tanpa harta
Semoga tulus masih tetap hamba punya
Sucikan harta rejeki ku, untuk nafkah keluarga
Izinkan aku bersedekah walau hanya seribu rupiah
Namun semoga ini berkah, penyucian harta hamba
Sujud diri pada Tuhan pemberi cinta
Rahmat dan kasih Mu yang membuat diri bergairah
Menikmati setiap Lika-liku, garis waktu
WAHAI IMAM KU
Indah cahaya sinar rembulan
Meredup dalam penerang malam
Indah bagai paruh udara yang menyenangkan
Melodi piawai seruning bambu sipengembala
Rindu yang menyiksa jiwa ku
Wahai imam ku, kau ku sebut dalam barisan doa ku
Wujud cinta ku kepada mu
Doa ku iringi dalam setiap sujud ku
Wajah mu yang belum ku sentuh
Manis manja yang begitu mengoda
Namun ku rela tunduk demi perintah suci
Tuhan ku yang maha mengengam kehidupan
Aku yakin Allah akan selalu menjaga mu
Dalam setiap detik dan waktu
Berdirilah di depan ku untuk mengimami salat ku
Setelah Fatihah dari mu, lalu ku aminkan di belakang mu
Nama mu telah tercantum di Lauhulmahfuz
Aku juga belum tahu apa isinya
Tugas ku hanya mendoakan mu
Supaya engkau segera menghalalkan ku
Hidup di dalam rumah tangga yang penuh cinta
Mengajari ku tentang baris-baris suci
Memulai awal baru perjalanan kita
Dalam barisan cahaya Rabi
Temuilah orang tua ku, untuk meminta izinnya
Hadirlah dalam barisan doa ku
Untuk wujudkan impian kita
Mengajari anak-anak kita tentang kehidupan
Aku yakin engkau pun mendoakan ku
Meminta pada Tuhan untuk bisa menemui ku
Namun yakinlah satu, doa ku
Semoga Allah satukan kita
Dalam cinta kasih yang abadi
Suci murni setia sepanjang masa
LELAKI PENGODA
Lupa diri, lupa pula jati hati
Tidak tahu ini hanya dunia Tuhan
Lupa akan perintah suci
Bahwa sesama insan jangan saling menyakiti
Hilang janji, jati diri di gadaikan
Merayu dan gombal seakan itu benar
Padahal hanya nafsu birahi yang haus akan sayang
Setelah puas lalu dia kau campakkan
Kenapa semudah itu engkau buang nista
Keji diri kau berlaku, seolah tidak berbudi
Ingat diri hanya mahluk ciptaan Nya
Jangan berlaku seakan hilang dari ke hormatan
Piawai cinta, dendang jiwa
Melodi taburan prosa indah rupa
Ingat laku engkau jaga
Jangan gegabah murka Allah, nanti mau kemana
Bila cinta nikahilah, wanita juga ingin mulia
Jangan buang cairan sembarangan nanti menyesal ujungnya
Jika terjadi anak itu engkau namai siapa
Di panti asuhan mana dia akan engkau buang
Sujudlah hai diri, jangan ikuti mau nafsu
Hati itu hanya milik Tuhan sang pencipta
Roda hidup akan berputar
Jangan lemah, segera enyah dari ke kufuran
Bangkit sujud, Tuhan adalah maha memaafkan