Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kekal

27 April 2019   10:19 Diperbarui: 27 April 2019   10:43 10 1
Di remang angkringan, rindu menelisik ingatan.
Desis gawai isyarat pesan masuk, tertanda ibu menginginkan ragaku lekas di rumah.
Jangan khawatir ibu, anakmu telah tumbuh menjadi pembangkang, yang tidak akan pernah tunduk pada apapun kecuali pada hari raya di pangkuanmu.

Kota punya kepala daerah baru nona, mereka sedang sibuk menggadaikan kebebasan.
Kau akan terkejut saat kembali.
Tiada pagi di sini, akal mulai redup diperkosa kebijakan.
Kedai favorit kita telah tutup, meminum air mata sudah jadi rutinitas.
Kau tidak perlu menanyakan kabarku, ribuan kiamat telah aku tumbangkan, hanya agar bisa menjaga nyala rasa, yang tetap membara di cakrawala.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun