Hujan deras turun seperti menguntai kisah kelam dalam hidup Marsidi. Waktu itu tengah malam, seakan menjadi saksi bisu atas kecelakaan naas yang menghancurkan segalanya. Suara gesekan logam mencakar aspal menggema di telinganya, mobil yang yang ia sopiri sendiri terbalik, melayang diangkasa terbanting ke aspal, meledak diperempatan jalan yang sepi ia merasa tiba-tiba didepannya ada tembok hitam yang tebal, ia tidak bisa menghindar. Api membara dalam sekejap menyerang tubuhnya, dan rasa sakit yang luar biasa menyebar, melahap setiap serat kulit. Ketika semua gelap, ia merasa, ini adalah awal dari kegelapan yang lebih dalam.
KEMBALI KE ARTIKEL