Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Tuna Gerakan, Melek Visi

10 Desember 2020   00:18 Diperbarui: 10 Desember 2020   00:19 44 1
Di atas meja percakapan kita mampu menggetarkan semesta. Lalat saja tidak kuat meskipun sebatas melintas. Frekuensinya terlalu kuat.

Setelah bosan dengan carut-marut amburadulnya birokrasi, dan kabar korupsi dana bansos. Kita kembali semangat, manakala melintas wewangian khas kaum ibu. Benar-benar semangat.

Setelah itu, kita berpindah. Menceritakan sosok perempuan yang kita idamkan, atau barangkali yang sedang kita berikan janji-janji surga (telinga).

Sejenak menyeruput kopi, dan menikmati roti bakar. Pikiran kembali terawat, kembali ke dasar kita berjumpa, ada hal yang sudah akut ternyata. Iya! Pemuda sudah jarang sholat. Tidak! Bukan itu. Pemuda sudah tidak lagi bersama rakyat, yang sedang kesakitan dihimpit masalah-masalah yang timbul ulah penguasa.

Sesudah itu semua, kita pulang. Tidur.
Bangun pagi, tidak berbuat apa-apa lagi.

Begitulah, kita hari ini. Sebatas sahabat di atas meja kopi. Obrolan-obrolan itu juga, sama, hanya ada dalam kepala dan ucapan semata.

Tidak percaya? Sudah! Percaya sajaaaa...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun