Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Analisis Mengenai Carut Marutnya Pemberitaan Gaza di Yerusalem

28 November 2023   09:17 Diperbarui: 28 November 2023   09:33 156 0
Yerussalem, Palestina, Merupakan sebuah daerah tempat suci dimana tempat tersebut sejak dulu telah memiliki banyak riwayat rekaman jejak histori yang bersejarah yang membuat daerah ini menjadi sakral di kalangan seluruh penjuru dunia.Yerusalem, juga dikenal sebagai Al-Quds, adalah kota kuno di Timur Tengah yang dianggap sebagai kota suci oleh tiga agama besar: Islam, Kristen, dan Yudaisme.

Kota ini memiliki sejarah konflik dan warisan bersama yang panjang dan kompleks. Bagian tertua kota ini dihuni pada milenium ke-4 SM, dan telah menjadi kota penting sepanjang sejarah. Pada tahun 1538, tembok dibangun mengelilingi kota pada masa pemerintahan Suleiman.

Yerusalem memiliki sejarah panjang dalam Islam. Proses Islamisasi Yerusalem dimulai pada tahun pertama Hijriyah (623 M), ketika kaum Muslim diinstruksikan untuk menghadap ke arah kota ini ketika beribadah. Yerusalem adalah kota yang disucikan bagi umat Islam, karena Islam memiliki sejarah panjang di dalamnya termasuk Masjid Al-Aqsa, yang terletak di Kota Tua Yerusalem, adalah salah satu situs paling suci dalam Islam. Hal ini juga penting bagi Yudaisme dan Kristen. Masjid ini memiliki sejarah yang kaya dan telah menjadi titik pertikaian antara Israel dan Palestina. Dipercaya sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke surga pada saat Perjalanan Malam. Masjid telah menjadi simbol signifikansi keagamaan dan politik, dan sejarahnya terkait erat dengan dinamika kompleks di wilayah tersebut.

Masjid ini telah menghadapi berbagai tantangan dan konflik sepanjang sejarahnya, menjadikannya titik fokus konflik Israel-Palestina. Sejarah Yerusalem menurut Islam mencakup organisasi pertama di sana yang diperkirakan berasal dari masa empat ribu tahun yang lalu. Kota ini telah menjadi tempat terjadinya banyak peristiwa penting, termasuk pembangunan Kuil Pertama dan Kedua di zaman kuno, dan penyaliban Yesus Kristus dalam tradisi Kristen.

Terlepas dari sedikit banyaknya alur bersejarah di kota sakral tersebut. Sekarang seluruh dunia sedang berduka dikarenakan Konflik di daerah tersebut sedari dulu sangatlah mencekam. Konflik Jalur Gaza dimulai ketika pada awalnha Jalur Gaza dikelola oleh Pemerintahan Seluruh Palestina, yang didirikan oleh Liga Arab pada bulan September 1948. Pada tanggal 5 Juni 1967, Israel memasuki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan. Sejak tersentuh Israel di Jalur Gaza, wilayah ini menjadi fokus utama dalam konflik Israel-Palestina.




Gaza adalah bagian dari Kesultanan Ottoman hingga tahun 1917. Selanjutnya, wilayah itu dikuasai Inggris, yang memfasilitasi pembentukan negeri-negeri Arab di wilayah tersebut. Pada tahun 1967, Israel menguasai Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Semenanjung Sinai dalam Perang Enam Hari.

Pada tahun 1979, Israel mengusir penduduk Kesultanan Gaza dari negara mereka. Selama konflik, Israel menggunakan Jalur Gaza sebagai lahan militer untuk menghancurkan infrastruktur dan milisi penduduk Palestina. Dalam konteks konflik Israel-Palestina, Jalur Gaza menjadi fokus utama dalam perjuangan Palestina untuk mewujudkan negara mereka dan menghadapi tekanan Israel. Konflik ini mengarah pada penggunaan kekuatan politik dan militer oleh kedua belah pihak yang berujung pada kematian dan keselamatan rakyat.

Sejak awal pendudukan Israel di Palestina sampai saat ini tahun 2023, Konflik antar dua belah pihak tersebut antara tentara zionis Israel dengan tentara Palestina yang dikomandoi oleh Hamas, Gerakan nasionalis dan Islam militan Palestina yang didedikasikan untuk pembentukan negara Islam merdeka di Palestina yang bersejarah. Nama Hamas sendiri berarti "Gerakan Perlawanan Islam" dalam bahasa Arab. Negara ini telah terlibat dalam berbagai konflik dengan Israel, termasuk perang pada tahun 2008--2009, 2012, 2014, dan 2023. Hamas juga merupakan gerakan militer dan salah satu dari dua partai politik utama di wilayah Palestina. Asal usul dan ideologi Hamas sering disalahpahami, dan penting untuk memahami sejarah dan keyakinannya secara akurat.

Konflik yang sampai saat ini belum mereda tentunya memberikan berbagai macam sudut pandang dari seluruh dunia. Mirisnya, banyak sekali pemberitaan di media massa baik media sosial, tv, dan media cetak menyebarkan pemberitaan palsu (hoax) mengenai insiden konflik di Jalur Gaza.

Pemberitaan di layar kaca kebanyakan mempertontonkan framming media yang menyudutkan pihak Palestina seolah-olah Palestina yang harus bertanggungjawab atas seluruh pelanggaran HAM yang terjadi disini. Banyaknya pengeboman pemukiman penduduk, peluncuran rudal ke tempat camp militer, hingga rumah sakit tempat pasien dan persediaan sandang pakan rakyat Palestina habis dibom oleh tentara zionis Israel. Bahkan mirisnya korban kebanyakan merupakan orangtua, lansia, wanita, bahkan anak bayi dan balita, belum lagi pengeboman tempat-tempat ibadah menjadi saksi bukti kejam dan biadabnya zionis Israel di Palestina hingga saat ini.

Akan tetapi kembali lagi framming media selalu menguntungkan pihak Israel. Israel yang disokong kemampuan negara barat seperti Amerika dan Inggris jelas mendapat keuntungan baik dari segi persenjataan maupun media yang menguasai. Cable News Network adalah sebuah saluran berita kabel asal AS yang Pro terhadap zionis Israel yang merupakan salah satu contoh dari sekian banyaknya kanal media yang banyak memberikan informasi hoax mengenai konflik di Jalur Gaza dengan mengframmingkan rakyat Israel yang dirugikan atas semua kejadian konflik yang terjadi selama ini,  padahal fakta lapangan sebenarnya jauh berbeda dari yang diberitakan.

Saya disini menganalisis bagaimana banyaknya Carut Marut pemberitaan di Jalur Gaza, Yerusalem. Hal ini dapat dibuktikan karena banyaknya pemberitaan hoax dari pihak barat yang pro-Israel yang selalu melebih-lebihkan framming media dan memutarbalikan fakta. Hal itu jelas kembali terbukti ketika baru-baru ini Seorang reporter CNN dikecam setelah tertangkap kamera berpura-pura berada di bawah tembakan Hamas. Nic Robertson, Editor Diplomatik Internasional CNN, mengenakan Rompi Pers dan helm saat tampil dalam video sambil berlutut dalam laporan berita dari salah satu pemukiman di Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza.
Dia mengatakan dalam video: "Mereka menghitung jumlah jenazah. Ini adalah bagian paling menyedihkan dari pembebasan dan pengambilan kembali kendali kibbutz."

Menurut reporter CNN, video tersebut diambil hampir satu kilometer dari perbatasan Gaza dan terjadi setelah dua hari pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober. Robertson menyatakan: "Ada banyak mayat di mana-mana. Ada begitu banyak yang dibunuh; pria, wanita, anak-anak."
Jurnalis CNN terlihat dalam video itu berlutut "palsu" menjadi sasaran tembakan Hamas, sementara pasukan Israel di latar belakang berjalan normal.

Peristiwa hoax diatas menjadi sedikit peristiwa dari banyaknya pemberitaan hoax yang dilakukan media barat Pro-Israel terhadap Palestina demi mendapatkan simpati dari kalangan seluruh penjuru dunia yang memberikan kesan bahwa selama ini Israel yang menjadi korban dari konflik berkepanjangan ini, bukan Palestina. Mereka Agen-agen resmi Israel terus melancarkan propaganda komputasional dengan
mengecap Kaum Muslim Palestina sebagai teroris radikal, padahal fakta lapangannya jauh berbanding terbalik Karena Israel sadar benar akan kekuatan pengaruh media sosial. Ketika pers Barat cenderung bungkam dalam menyikapi tragedi kemanusiaan di Gaz. Media sosial tetap efektif mengabarkan kepada dunia tentang kehancuran dan kengerian yang terus terjadi di sana. Ketika media konvensional Barat acuh tak acuh terhadap "genosida" yang sedang melanda Gaza, medsos tetap mengungkapkan detail fakta-fakta yang terus mengusik rasa kemanusiaan warga dunia.

Ketika semua orang berteriak layaknya seorang pakar dan mendapatkan tepuk tangan, yang mengemuka kemudian bisa jadi adalah anarki ruang publik. Namun, dalam konteks Gaza, ketika media-media Barat tak bisa banyak diharapkan kejernihan dan obyektivitasnya, mode komunikasi tanpa hierarki di medsos itu justru menghindarkan dunia dari pembutaan atas realitas.

Hingga saat ini ketika saya menulis, Konflik masih berlanjut dengan kembali lagi banyaknya framming media barat pro-Israel yang selalu melebih-lebihkan dan menutupi banyaknya korbam berjatuhan dari Palestina akibat biadabnya tentara zionis Israel. Negara zionis ini disokong oleh kemampuan barat terutama Amerika dalam logistik peperangan selama ini.
Banyak Faktor serta alasan mengapa media barat melindungi kebiadaban zionis Israel.
Misalnya, proses perdamaian berarti usulan perdamaian yang menyelamatkan Amerika Serikat. Usulan negara-negara Arab kerap disebut penolakan.

Makna kata penolakan dan usulan dipermainkan dan didefinisikan menurut kepentingannya, padahal keduanya sama. Dengan pengendalian makna kata tersebut, akan lahir rasa simpatik pada Amerika Serikat karena bersusah payah menciptakan perdamaian sekaligus membenci masyarakat Arab yang menolak perdamaian.

Jadi, bila menerima usulan Amerika Serikat maka disebut moderat, namun bila menolak disebut maka ekstrimis. Ketika kita meng-klik kata ekstrimis maka akan keluar data Hamas dan Iran, misalnya.

Kedua, eksploitasi rasa bersalah Barat terhadap pengungkapan, pengungkapan dan pembunuhan atas orang-orang Yahudi Jerman oleh Hitler menjelang Perang Dunia II. Rasa setuju tersebut, menimbulkan perasaan simpatik, bahkan dukungan terhadap zionisme yang cenderung memunculkan sikap pengabsahan terhadap segala pemberitaan dan tindakan pro-Israel.

Yang ketiga, kebencian. Media massa Amerika Serikat dan Barat cenderung mendramatisasi peristiwa-peristiwa yang dianggap merugikan dan mengancam kepentingan mereka, seperti embargo minyak bangsa Arab, serta penyanderaan warga AS di Iran pascarevolusi. Hal-hal yang langsung menyangkut kepentingan Amerika Serikat dan zionisme yang diledakkan menjadi isu sentral media massa yang bertujuan menumbuhkan ketersinggungan dan kebencian terhadap bangsa Arab atau Iran.

Pada dasarnya, media massa zionis memperaktikkan manajemen cinta-benci, yakni bila ada arus masyarakat yang bertentangan dengan mereka, maka akan dicaci maki secara membabi buta. Namun, bila mendukung dan melawan musuh mereka, maka mereka mendukung habis-habisan. Contohnya negara Adidaya, Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara terang-terangan pernah mengajukan permintaan sebesar US$106 miliar atau sebesar Rp 1.632,4 triliun (US$1= Rp 15.400) kepada Kongres untuk bantuan militer ke Israel dan juga Ukraina.
Amerika Serikat memiliki ikatan sejarah dan ekonomi yang kuat dengan Israel. AS, yang telah mendukung pembentukan negara Yahudi sejak Perang Dunia II, adalah salah satu mitra dagang utama Israel, dengan perdagangan bilateral tahunan barang dan jasa senilai hampir US$50 miliar (Rp 770 triliun).

Amerika Serikat adalah negara pertama yang mengakui kenegaraan Israel ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1948. Kemitraan selama 75 tahun ini dibangun atas dasar kepentingan bersama dan berbagi nilai-nilai demokrasi sejak awal, dengan Israel dan Amerika dipersatukan oleh komitmen mereka terhadap demokrasi dan kemakmuran ekonomi dan keamanan regional.

Selain itu, para pejabat AS juga telah lama menyatakan bahwa hubungan Amerika dengan Israel mempunyai nilai strategis sebagai kekuatan stabilisasi di Timur Tengah, mencegah kerusuhan yang akan mengancam akses terhadap pasokan minyak regional yang masih menjadi ketergantungan Amerika.

AS lebih bersandar pada Israel dibandingkan dengan negara Arab lainnya terutama Arab Saudi karena persepsi bahwa Israel mempunyai nilai-nilai dan kepentingan yang sama. Hal ini mencakup komitmen bersama terhadap demokrasi, meskipun rencana Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang tidak demokratis untuk merombak sistem peradilan Israel baru-baru ini mempertanyakan hal tersebut.

Baru-baru ini, Israel telah menjadi pilar utama dari tujuan AS untuk menciptakan "Timur Tengah yang terintegrasi, makmur, dan aman" seiring dengan upaya Israel mengalihkan fokusnya ke negara-negara lain di dunia, termasuk Rusia dan China.

Pada pemerintahan Presiden Donald Trump, ia memfasilitasi perjanjian untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara tetangganya yang mayoritas Muslim, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
Dari faktor dan alasan yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa alasan mengenai banyaknya pemberitaan carut marutnya terkait pemberitaan Gaza di Yerusalem tidak terlepas dari keberpihakan media barat yang pro-Israel terutama Amerika dikarenakan hubungan kedua negara ini mempunyai nilai strategis bagi Amerika sebagai kekuatan stabilisasi di Timur Tengah dan mencegah kerusuhan yang akan mengancam akses terhadap pasokan minyak regional yang masih menjadi ketergantungan Amerika.

Dari perspektif Ilmu Politik yang saya pelajari pun, Kemitraan ini didasarkan pada kepentingan bersama dan nilai-nilai demokrasi, serta komitmen terhadap demokrasi, kemakmuran ekonomi, dan keamanan regional. AS juga memiliki ikatan sejarah dan ekonomi yang kuat dengan Israel, menjadi salah satu mitra dagang utama Israel dengan perdagangan bilateral tahunan barang dan jasa senilai hampir US$50 miliar.

Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh aktivis Pro-Palestina dampak dari akibat terus-menerusnya teror yang dilakukan Israel ke Palestina. PBB pun mengecam dan sudah memberikan peringatan kepada Israel untuk segera gencatan senjata menghentikan peperangan tersebut akan tetapi kembali lagi, tentara zionis tersebut selalu menganiaya, mengintimidasi, bahkan hingga membunuh orang-orang Palestina yang kebanyakan warga sipil seperti lansia, ibu menyusui, dan anak kecil yang tidak berdaya dan bersalah tersebut.

Terlepas dari itu semua, Bangsa Palestina adalah bangsa yang ditindas, dizalimi, bukan hanya oleh kolonialisme militer Israel tetapi juga oleh arus pemberitaan dan informasi yang menyudutkan. Sikap kritis terhadap pemberitaan dan informasi yang bersumber dari Amerika Serikat dan Barat, serta penggalangan solidaritas menjadi suatu keniscayaan bagi setiap individu yang bernuansa. Kita dari sini Indonesia hanya bisa membantu melalui donasi sandang pangan, memberikan doa terbaik untuk rakyat Palestina, bahkan mengirimkan pasukan terbaik Indonesia untuk berjihad melawan Kolonialisme Israel terhadap Palestina.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun