Persoalan tersebut seringkali disalah fahami sehingga bisa menjerumuskan kita kepada hal-hal yang dilarang oleh agama dalam hal ini kekufuran. Beberapa buku sejarah menyatakan bahwa dulu pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik (Bani Umayah), ada seorang pendeta bernama Johannes berasal dari Damascus sengaja mengajari kaum-kaumnya untuk menyerang kaum muslimin dengan melalui debat teologi yang tujuannya tiada lain hanya untuk membuat kaum muslimin ragu dengan keimanannya sendiri. Di antara bahan debat itu adalah masalah nabi Isa AS sebagai kalimatullah dan ruhullah. Secara singkat, ujung/kesimpulan dari debat ini adalah bahwa Allah SWT (di mata mereka) bukan merupakan Al Khaliq (pencipta) tapi makhluq (yang dicipta) karena "kalimat" dan "ruh" memang merupakan sesuatu yang diciptakan (makhluq). Tentu saja kesimpulan seperti itu jelas keliru, karena diambil melalui logika yang menyesatkan (sophistry). Jika kita ikuti perdebatan seperti ini, kitapun akan terjerumus ke dalam kesimpulan yang menyesatkan itu, apalagi jika keimanan kita masih lemah. Yang jelas, secara singkat pula, penjelasan kami atas persoalan anda adalah sbb: Allah berfirman yang kurang lebih berarti, "Sesungguhnya Isa bin Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimatNYA yang diturunkan kepada Maryam dan (Isa juga) merupakan ruh dariNYA". Jika ayat itu anda fahami secara dangkal, maka anda akan kembali kepada kesimpulan menyesatkan seperti di atas. Pemahaman yang benar atas ayat tersebut adalah: Isa AS diciptakan melalui perantara kalimat Allah yang berupa "Kun" (jadilah engkau wahai Isa). Sedangkan penyebutan "ruh" dalam ayat tadi adalah untuk menunjukkan bahwa Isa memang manusia biasa, bukan tuhan. Sebab manusia memang diciptakan dengan dikaruniai ruh dan ruh itu sendiri hanya Allah yang bisa menciptakannya.
KEMBALI KE ARTIKEL