Senyawa organik atau logam berat tersebut akan diserap dan ditransformasi oleh tumbuhan. Pertama, -senyawa- senyawa tersebut diserap oleh akar. Kemudian, transformasi akan dilakukan oleh sitokrom P450 . Sitokrom ini berperan untuk hiperakumulasi logam berat pada protein glutation. Selain itu, enzim karboksilesterase berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap pada senyawa organik.
Senyawa organik yang umum menjadi pencemar adalah organik aromatik seperti benzena, toluena, naftalena dan fenol. Senyawa- senyawa ini umum pada tumpahan minyak bumi atau residu pestisida. Senyawa aromatik tersebut akan diserap oleh akar. Di dalam akar, senyawa aromatik ini degradasinya akan dibantu oleh bakteri seperti Pseudomonas, Azospirillum dan Bacillus. Senyawa ini akan diubah menjadi trikloroetilena. Senyawa tersebut akan diproses lebih lanjut menjadi asam oksalat. Asam oksalat berguna untuk mengikat karbon dioksida pada malam hari.
Dalam bioremediasi logam berat, senyawa yang digunakan tumbuhan adalah glutation. Senyawa glutation akan berikatan pada logam berat. Beberapa logam berat yang dapat diserap adalah merkuri, tembaga, kadmium dan arsenik. Senyawa- senyawa ini umum ditemukan pada daerah pertambangan dan industri berat.
Beberapa tumbuhan yang berperan dalam fitoremediasi adalah alang- alang, rumput, bunga matahari, poplar, kangkung, alfalfa, selada air dan eceng gondok. Pemantauan bioremediasi pada sampel tanah dapat dilakukan dengan berbagai instrumen seperti Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS) dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). AAS berfungsi dalam memantau kadar logam, sedangkan HPLC dapat mengukur kadar pelarut organik. Setelah kadar limbah hampir habis dari tanah, tumbuhan akan ditebang.
Mari kita menanam untuk lingkungan hidup yang lebih baik