Kehamilan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang. Perasaan bahagia dan antusias dalam menyambut buah hati tentunya sudah menjadi hal yang umum kita jumpai. Untuk menyambut momen berharga tersebut, banyak hal yang dilakukan oleh pasangan, keluarga, orang-orang terdekat, bahkan oleh tenaga kesehatan untuk menjaga janin dalam kandungan ibu. Terlepas dari perasaan bahagia tersebut, terkadang ibu hamil pun merasa cemas akan kehamilannya. Terlebih ketika pandemi Covid-19 menyerang negeri ini dan berbagai negara di dunia. Adanya peristiwa pandemi membuat banyak orang terutama ibu hamil menjadi khawatir atau mengalami kecemasan.Â
Munculnya kecemasan akan memberikan dampak yang kurang baik bagi janin apabila tidak segera ditangani. Berdasarkan penelitian yang berjudul Pregnancy-related anxiety during COVID-19: a nationwide surveyof 2740 pregnant women, yang diterbitkan oleh Springer menyatakan bahwa terdapat hubungan antara Pandemi Covid-19 dengan tingkat kecemasan yang dialami wanita hamil. Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Zakkiyatus dan Eny pada 70 wanita hamil di Jawa Timur selama pandemi menyatakan bahwa terdapat 31,4% ibu hamil yang mengalami kecemasan yang sangat parah (very severe anxiety), 12.9% mengalami kecemasan yang parah (severe anxiety), dan sisanya tidak mengalami kecemasan.
Sebelum menuju ke pembahasan lebih lanjut, sebenarnya apa yang dimaksud dengan kecemasan pada ibu hamil? Kecemasan sendiri merupakan perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh ibu hamil karena khawatir atau takut dan dapat bersifat ringan atau berat. Kondisi ini akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Kecemasan akan menurunkan daya tahan tubuh ibu sehingga akan berdampak pada kondisi janin. Dampak tersebut berupa berat badan lahir rendah (BBLR), lahir prematur, dan preeklamsia. Dimana preeklamsia ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ifa Nurhasanah dalam Jurnal Bidan Komunitas, salah satu penyebab adanya kecemasan pada ibu hamil selama pandemi Covid-19 adalah kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Aktivitas fisik dalam hal ini dapat berupa olahraga.
Dimulai dari terjadinya pandemi Covid-19 menyebabkan adanya kebijakan pembatasan kegiatan di luar rumah, sehingga kegiatan olahraga seperti senam ibu hamil yang biasanya dilakukan bersama-sama  menjadi terhambat. Alhasil beberapa ibu hamil melakukannya sendiri di rumah. Tetapi beberapa ibu hamil menjadi melewatkan olahraga rutin karena tidak ada jadwal yang pasti dan kurangnya pengetahuan dalam melakukannya. Kegiatan olahraga bagi ibu hamil ini tentunya penting untuk tetap dilaksanakan karena menurut International Journal of Research in Medical Sciences, olahraga pada ibu hamil terbukti dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu hamil. Dimana ibu hamil yang rutin berolahraga memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang jarang atau bahkan tidak berolahraga.Â
Supaya kegiatan olahraga pada pada ibu hamil dapat tetap terlaksana, diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak. Program yang dapat dilakukan yaitu olahraga rutin di rumah dengan dimonitor melalui group chat ibu hamil. Pada pelaksanaan teknisnya, bidan desa atau kader kesehatan akan mengirimkan video senam ibu hamil supaya dapat diparktikan di rumah masing-masing. Apabila kondisinya memungkinkan, maka dapat juga dilakukan olahraga bersama melalui platform video conference seperti zoom, google meet, dan lainnya dengan dipandu oleh bidan desa dan kader kesehatan.Â
Terlaksananya program ini akan didukung oleh bidan desa, ibu kepala desa, kader kesehatan, dan ibu hamil di desa yang bersangkutan. Sehingga perlu pendekatan bagi pihak yang mungkin masih memiliki minat yang rendah dalam permasalahan ini. Selain itu, ibu hamil juga dapat melakukan olahraga sendiri di rumah dengan mengikuti instruksi dari platform online seperti youtube, dan tentunya atas saran dari bidan atau dokter kandungan.
Kecemasan pada ibu hamil yang terjadi selama pandemi Covid-19 akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi ibu dan janin. Salah satu penyebab meningkatnya kecemasan ibu hamil selama pandemi adalah kurangnya aktivitas fisik, dalam hal ini adalah olahraga. Kebijakan pembatasan kegiatan membuat olahraga seperti senam ibu hamil yang dilaksanakan bersama-sama di suatu tempat menjadi terhambat. Sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya yaitu dengan mengadakan olahraga rutin bagi ibu hamil misalnya pada ibu hamil di suatu desa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan bidan desa, kader kesehatan, ibu kepala desa, dan juga ibu hamil itu sendiri. Dengan begitu diharapkan kegiatan ini dapat mencegah terjadinya kecemasan pada ibu hamil.