Media pertelevisian senantiasa menyajikan tontonan berbagai program acara sebagai konsumsi publik penikmat layar kaca, baik sebagai sumber informasi maupun hiburan harian. Namun sayang, tidak semua program yang disajikan dalam stasiun-stasiun televisi swasta dan nasional itu beredukasi dan memberikan dampak positif bagi pemirsa, bahkan tontonannya justru bertolak belakang dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Tidak jarang acara semisal program komedi mendapatkan teguran dari KPI akibat mempertunjukkan perkataan dan perilaku tidak sopan yang mengarah judge pada personal pribadi orang lain. Hampir semua acara berbasis talkshow dengan bumbu komedi telah mendapatkan ketegasan dari KPI, mungkin KPI telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Namun yang dipertanyakan kenapa program yang berorientasi dalam acara gosip atau infotainment sangat jarang mendapatkan sanksi dari KPI? Padahal acara gosip acapkali erat dengan pencemaran nama baik, mengganggu privasi orang lain, dan mengkontroversi pertanyaan-pertanyaan menjebak yang itu itu saja. Belum lagi gosip itu dosa setidaknya dalam agama saya.
Kemarin sore (21 Juli 2013) tayang salah satu acara infotainment yang diorbitkan dalam stasiun TV swasta Trans7. Acara gosip tersebut menyorot salah satu idola baru dalam dunia musik tanah air, siapa lagi kalau bukan Fatin Shidqia Lubis. Jujur, melihat acara tersebut dan mendengar racauan dari "tukang gosip"-nya rasanya benar-benar memprihatinkan dan memuakkan, cenderung menjatuhkan kalau tidak dibilang fitnah. Acara ini benar-benar tidak berudakasi dan mendidik, penuh dramatisasi kata dan pelintiran realita yang berujung pembohongan publik. Segala hal yang tidak berkorelasi mulai dari duet diatas panggung sampai percakapan Twitter dihubung-hubungkan sedemikian rupa sampai penggunjingnya memberi label kesimpulan bahwa itu adalah nada romantisme lebih dari sepasang kekasih. Kesimpulan darimana itu? Kalau mau gosip yang cerdas jugalah, jangan ngawur dan terkesan sampah. Saya rasa sudah cukup Fatin mengkonfirmasi kepada awak media bahwa dia dan salah satu temannya juga salah satu (sekali lagi salah satu) partner duetnya yaitu Mikha Angelo diatas panggung hanya bersahabat belaka, tidak lebih. Belum lagi dengan santainya mengatakan bahwa Fatinistic dan Djimbas pun berbondong-bondong mendukung sampai "memaksa" hubungan lebih jauh mereka berdua, sejak kapan mereka melakukan survei? Saya pribadi tidak pernah mendukung adanya kedekatan mereka lebih dari pertemanan. Jadi media itu jangan menjual kebohongan terus.
Kalau diperhatikan sejauh ini dalam berbagai media bahkan dalam potongan-potongan tayangan Fatin dalam acara tersebut sendiri, bukan mendengar nada penuh dramatisasi kepalsuan yang diucapkan mulut gosip dalam tayangan tersebut, jelas tidak ada sinyal-sinyal yang menunjukkan Fatin dan Mikha menjalin hubungan lebih jauh. Memang semua orang bersahabat itu harus dibentengi dengan kesan romantis? Semua canda yang mereka lakukan tampak biasa sebagai remaja yang menjalin pertemanan dengan banyak orang. Aneh memang, program tersebut mengaku menghadirkan berbagai informasi menarik dan investigasi seputar selebriti, tapi malah menampilkan gunjingan yang bahkan bukan lagi dalam rana privasi dari public figure yang menjadi sorotan, karena memang bukan faktanya. Memang terlalu banyak acara-acara sampah seperti ini yang berseliweran dimedia kita, mencoba naik rating dengan membuat orang naik darah. Untuk menampilkan informasi dari seorang artis saya rasa tidak perlu dibarengi dengan bumbu-bumbu gosip apa itu privasi atau bukan, cukup dengan melakukan pengamatan perihal apa yang dilakukan artis tersebut dan yang telah dia konfirmasi seputar aktifitas kehidupannya, sehingga publik menerima informasi yang bermanfaat dan berimbang. Untung saja ada segmen kedua dari segmen penuh gosip tidak jelas sebelumnya dimana informasinya cukup berimbang yang membuat saya tidak jadi mengatakan bahwa acara ini harus masuk daftar hitam sebagai program tak layak tonton selamanya.
Jika diperhatikan, sebenarnya Tweet tersebut bukan menyinggung acara yang telah mengosipinya habis-habisan, tapi menyinggung orang-orang yang percaya akan gosip yang beredar dan menjadi santapan media tersebut. Ya, berkat infotainment gosip itu Fatin mendapatkan banyak protes bahkan mungkin bully-an dari penggemar yang menyebut dirinya Djimbas. Memang di Djimbas ini banyak gadis-gadis remaja labil dan alay yang tidak dapat mencerna berita dengan baik, begitu mudah termakan media dan ironisnya mereka menuai kekesalan tidak pada tempatnya. Tapi mau bagaimana lagi, mereka hanya tidak bisa menyikapi persoalan media dengan jernih karena perihal labil tadi. Jadi siapa yang harus disalahkan, kelompok penggemar ini yang termakan provokasi media gosip sehingga berkicau tidak karuan bukan pada tempatnya atau media gosip yang melayangkan berbagai kontroversi palsu yang tanpa kehadiran mereka para fans alayers itu tidak akan berkicau gak jelas? Dua-duanya jelas salah, tapi mematikan sumber sebelum sebab terjadi adalah pilihan yang tepat.
Sangat disayangkan dinegara seperti ini yang umumnya mayoritas Islam, program dan acara gosip dan gunjingan semata begitu ramai menjadi konsumsi publik bahkan banyak peminat dari berbagai kalangan. Tidak jarang satu siaran TV memiliki tiga acara gosip murahan yang datang silih berganti pagi, siang, sore, dan malam. Jujur, saya merindukan siaran-siaran TV dulu yang lebih berkualitas sebelum mereka beramai-ramai berevolusi dan bermetamorfosis dengan tayangan seperti ini, contohnya TPI sebelum menjadi MNCTV, atau Global TV dengan Nickelodeon-nya. Masih lebih baik dari pada acara-acara murahan yang bisanya menuai kontroversi. TV kita memang terlalu kebanjiran acara sampah yang tidak pantas menjadi tontonan keluarga, salah satunya acara berbasis gosip ini. Menampilkan informasi selebritas tentu sah-sah saja, tapi tidak perlu dibumbui dengan gosip yang tidak perlu. Kalau memang kesimpulan aktifitas artisnya tanda tanya yah cukup tanda tanya untuk saat ini, tidak perlu lagi dipenuhi dengan asumsi dan spekulasi yang terlalu dini dan menimbulkan cedera dihati pemirsa sampai figure sorotan sendiri. Sudah jelas rasanya gosip dan gunjingan itu dosa dan hukumannya ngeri, ibu-ibu yang bergosip mengelilingi gerobak sayur saja dosa, apalagi menampilkan gosip untuk santapan masyarakat luas dari berbagai usia tua dan dini.
Jadi satu hal terakhir, kepada semua stasiun TV swasta dan nasional ada baiknya mengurangi tayangan-tayangan dan program-program gosipnya, karena saya pribadi sekali melihat program yang dipandu pembicara gosip disalah satu siaran televisi, langsung pindah channel. [@Fajrin_NearL] | Artikel Sebelumnya: Kritik & Saran VC AMS - Fatin Shidqia Lubis | Follow My Twitter: @Fajrin_NearL