Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Di Bawah Bayangan Pelangi

11 September 2024   08:31 Diperbarui: 11 September 2024   08:37 34 2
Sore itu, hujan rintik-rintik menyirami Jakarta dengan lembut, dan Lila berdiri di depan cermin di kamarnya. Ia memeriksa penampilannya untuk kesekian kalinya. Tampilannya agak kacau, rambutnya sedikit lepek, dan baju yang ia pilih terasa tidak cocok. Namun, hari ini bukan soal penampilan, melainkan tentang harapan dan cita-cita.

"Ini dia hari besar, Li," ucap Lila kepada bayangannya di cermin. Ia melirik jam dinding. Sudah pukul lima sore. Ia harus bergegas.

Di luar, mobilnya sudah menunggu. Lila melompat masuk ke dalamnya dan mengarahkan mobil menuju kantor pusat tempat dia bekerja. Dia telah bekerja keras selama dua tahun terakhir untuk kesempatan ini---tawaran proyek besar yang bisa mengubah segalanya.

Sesampainya di kantor, suasana tegang menyambutnya. Dia bertemu dengan tim, dan diskusi dimulai. Lila merasakan aliran adrenalin saat ia menyampaikan ide-idenya. Satu jam berlalu, dan akhirnya, dia mendapatkan kabar baik---proyeknya diterima. Kegembiraan meluap, tetapi ada satu hal yang tidak bisa ia lupakan.

Hari ini adalah hari ulang tahun ibunya.

Sementara Lila melanjutkan pekerjaannya dengan penuh semangat, di sisi lain kota, ibunya, Ibu Sari, tengah merayakan ulang tahunnya di rumah. Dihiasi dengan balon dan kue, suasana terasa ceria meskipun Ibu Sari tidak tahu kalau anaknya terjebak dalam kesibukan.

Di sore hari, Lila memutuskan untuk pulang lebih awal. Dalam perjalanan pulang, ia membeli kue ulang tahun dan bunga sebagai kejutan. Mobilnya melaju cepat di tengah kemacetan Jakarta, dan setiap detik terasa berharga.

Setibanya di rumah, Ibu Sari sudah menunggu dengan senyum lebar di bibirnya. "Lila, kau pulang!" serunya dengan penuh kebahagiaan.

Lila memeluk ibunya dengan erat. "Maafkan aku terlambat, Ma. Aku hanya ingin memastikan kalau kamu mendapatkan hari yang spesial."

Mereka merayakan dengan makan malam sederhana, berbagi cerita dan tawa. Lila merasa bahagia bisa bersama ibunya, meskipun kadang waktu terasa sangat terbatas.

Setelah makan malam, ketika Ibu Sari sudah tidur, Lila duduk di meja kerjanya. Ia memikirkan semua perjalanan dan pencapaiannya. Ia menyadari bahwa mengejar cita-cita tidak hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang menghargai setiap momen berharga bersama orang yang kita cintai.

Dan dalam keheningan malam itu, di bawah bayangan pelangi yang samar dari lampu-lampu kota, Lila berjanji pada dirinya sendiri---bahwa apapun yang terjadi di masa depan, dia akan selalu menemukan waktu untuk orang-orang yang paling penting dalam hidupnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun