Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Semua Cerita Mempunyai Akhir

24 Agustus 2024   07:52 Diperbarui: 24 Agustus 2024   08:07 23 1
Di sebuah kota kecil yang terletak di tepian hutan, hiduplah seorang pemuda bernama Bayu. Dia adalah sosok yang sederhana, selalu berpakaian seadanya dan lebih suka berjalan-jalan di alam bebas ketimbang berada di keramaian kota. Bayu bekerja sebagai penjaga perpustakaan kota, pekerjaan yang menurutnya sempurna karena dia bisa menghabiskan waktu dengan buku-buku sambil tetap merasa tenang.

Suatu pagi yang cerah, ketika sinar matahari masih hangat dan udara sejuk, Bayu memutuskan untuk pergi ke hutan. Biasanya, dia hanya berjalan di sekitar pinggiran hutan, menikmati suara burung dan angin yang berdesir di antara dedaunan. Tapi hari itu berbeda. Ada sesuatu yang menarik Bayu untuk masuk lebih dalam ke hutan.

Semakin jauh dia melangkah, semakin sunyi sekitarnya. Tak ada lagi suara burung, hanya gemerisik daun di bawah kakinya. Tapi Bayu tak merasa takut, justru ada perasaan damai yang aneh di dalam hatinya. Seolah-olah hutan ini memeluknya, membawanya lebih dekat dengan alam.

Tiba-tiba, di tengah kesunyian itu, Bayu melihat sebuah bangunan tua yang tersembunyi di antara pepohonan. Bangunan itu terlihat seperti sebuah pondok kayu, tapi sudah lama ditinggalkan. Dindingnya dipenuhi lumut, dan atapnya hampir runtuh. Pintu kayunya setengah terbuka, seakan-akan menunggu kedatangan seseorang.

Tanpa ragu, Bayu mendekati pondok itu dan membuka pintunya. Di dalam, dia menemukan sebuah ruangan kecil yang hanya berisi meja kayu tua dan kursi. Di atas meja, ada sebuah buku besar yang tertutup debu. Bayu membersihkan debu itu dengan hati-hati, lalu membuka halaman pertama.

"Buku ini milik siapa?" gumam Bayu pelan. Tapi yang lebih mengejutkan adalah ketika dia mulai membaca, dia menyadari bahwa buku ini tidak seperti buku biasa. Setiap kalimat yang dia baca, seakan-akan menceritakan kejadian yang sedang dialaminya saat itu. Bayu tersentak. Buku ini sedang menulis kisahnya!

Dengan rasa penasaran yang semakin besar, Bayu terus membaca. Buku itu menceritakan bahwa pemilik pondok ini adalah seorang penulis jenius yang hidup ratusan tahun lalu. Penulis ini memiliki kemampuan ajaib: setiap cerita yang ditulisnya menjadi kenyataan. Namun, penulis itu suatu hari menghilang dan meninggalkan bukunya di pondok ini.

Bayu menutup buku itu dengan perasaan campur aduk. Dia merasa seperti menemukan sesuatu yang sangat berharga, tapi juga sedikit menakutkan. Jika buku ini bisa menulis kisah hidupnya, apakah itu berarti dia bisa menentukan nasibnya sendiri?

Hari mulai beranjak sore, dan Bayu tahu dia harus kembali ke kota. Tapi sebelum pergi, dia mengambil buku itu dan membawanya pulang. Sejak saat itu, hidup Bayu berubah. Dia tidak hanya menjadi penjaga perpustakaan lagi, tapi juga seorang penulis. Setiap malam, dia menulis kisah-kisah baru di dalam buku ajaib itu. Anehnya, semua yang dia tulis menjadi kenyataan, mulai dari hal-hal kecil seperti menemukan dompet yang hilang, hingga mimpi-mimpi besar seperti bertemu dengan orang-orang luar biasa.

Namun, ada satu aturan yang dia pegang teguh: Bayu tidak pernah menulis sesuatu yang buruk. Dia percaya bahwa kekuatan buku itu harus digunakan untuk kebaikan, bukan sebaliknya.

Hingga suatu malam, saat Bayu sedang menulis, dia merasa ada sesuatu yang aneh. Tinta di pena tiba-tiba habis, dan saat dia membuka buku itu untuk mengambil halaman baru, dia menemukan tulisan yang bukan miliknya. "Jangan lupa, Bayu. Setiap kisah punya akhir."

Bayu terdiam. Dia tahu pesan itu bukan sekadar peringatan. Setiap kali dia menulis sesuatu, itu berarti dia mendekati akhir dari kisahnya sendiri. Tapi bukankah hidup memang seperti itu? Kita semua menulis kisah kita sendiri, dengan akhir yang tak terduga.

Dengan senyum di wajahnya, Bayu menutup buku itu dan meletakkannya di atas meja. Kali ini, dia memilih untuk tidak menulis apa pun lagi. Dia memutuskan untuk hidup tanpa memikirkan akhir, menikmati setiap momen yang ada, karena dalam hidup, kadang yang terpenting bukanlah bagaimana kisah kita berakhir, tapi bagaimana kita menjalani setiap halamannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun