Meski bangunku dimatahari terang
Meski dimalam terlelap
Meski cahayanya sedang redup
Aku mengagumi rembulan
Di siang atau dimalam
Di tampak atau tak terlihat
Di berputarnya jagad ini
Saat hujan turun
Cahayanya tertutup rintik
Semakin sahdu di sepertiga malam
Sambil kubahasakan lewat doa kepada penguasa jagad semesta
Di malam pergantian hari
Coba relungi sukma yang terbawa kantuk
Di setengah sadar pada mata terpejam
Terbayang walau samar imajinasiku yang buram
Dalam tulisan ini kusampaikan lewat kata
Cahyamu bagai sorot kebahagiaan
Tawamu seperti ceria sepanjang malam
Senyummu candu seperti kopi yang kuseduh
Benderang padang bulan
Terangnya tembus sampai ke pusat pikiran
Aku menyukaimu walau tak berani ku utarakan langsung
Sebab nyaliku tak seperti para bajak laut
Tapi di selat manapun
Saat meraungi imajinasi lautan
Kau mempercantik dengan pijarmu
Menerangi kibaran layar yang menari
Allah SWT menciptakanmu dengan berbagai keindahan
Meski jauh dari bumi
Meski dilangit yang tak sampai ku gapai
Kaulah Indah itu rembulan