Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Memaknai Nasehat Lewat Petuah dan Amanah dalam Tunjuk Ajar Melayu Karya Tenas Effendy

14 Juni 2024   13:08 Diperbarui: 14 Juni 2024   17:51 1522 4
"Yang disebut tunjuk ajar ialah:
Menunjuk kepada yang elok,
Mengajar kepada yang benar,
Mendidik kepada yang baik,
Memberi petuah pada yang berfaedah,
Memberi nasehat pada yang bermanfaat,
Memberi ilmu pada yang sujudu,
Memberi contoh pada yang senonoh,
Memberi teladan pada yang sepadan" (322502314.pdf (core.ac.uk)).

Tunjuk Ajar Melayu, karya yang menggabungkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya Melayu, menjadi sumber kekayaan intelektual yang menginspirasi dan mendidik. Salah satu aspek yang mencolok dalam Tunjuk Ajar Melayu adalah penggunaan petuah dan amanah sebagai medium untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, nilai moral, serta arahan hidup kepada generasi penerus. Dalam karya Tenas Effendy, petuah dan amanah bukan hanya kata-kata bijak, tetapi juga benang merah yang menyulam kearifan lokal dalam bingkai keilmuan yang mendalam.

Beberapa nasehat dalam Tunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy adalah sebagai berikut:

Syair:
Kita bertaqwa kepada Allah
Memohonampun mengharap rahmah
Supaya hidupmu beroleh faedah
Sesudah mati mendapatkan berkah

Supaya hidup dimuliakan orang
Adat diisi lembaga dituang
Alur dan patut mengikut undang
Benar dan layak menjadi tiang

Bila hidup tenggang menenggang
Arif menjaga perasaan orang
Bijak menengok sakit dan senang
Tahu memahami lebih dan kurang
(Effendy, T. (2013). Tunjuk Ajar Melayu dalam Pantun, Gurindam, Seloka, Syair, dan Ungkapan. Pekanbaru: Tenas Effendy Foundation).

Alber (2017) Syair memuat beragam konten, terutama cerita-cerita yang penuh dengan makna mendalam, serta mengandung berbagai petuah dan amanah yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan bersosial. Oleh karena itu, secara tak langsung, syair menjadi fondasi dalam pembentukan karakter, tidak hanya berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, melainkan juga sebagai upaya untuk mempertahankan kearifan lokal (322502314.pdf (core.ac.uk)

Pantun:
Buah kelat di tengah halaman
Pagi hari jatuh ke pangkal
Bertuah umat karena beriman
Bertuah diri karena beramal

Apalah tanda punak berbuah
Dari jauh nampak putiknya
Apalah tanda anak bertuah
Budi senonoh nampak cerdiknya

Kalau hendak meniup puntung
Elok-elok menjaga apinya
Kalau hendak hidup beruntung
Elok-elok menjaga pekertinya
(Effendy, Tenas. 2005. Pantun Nasehat. Edisi Ke-2. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa)

Raudati & Adisaputera (2018) dalam penelitiannya menuturkan bahwa pantun yang diciptakan dalam Tunjuk Ajar Melayu oleh Tenas Effendy termasuk dalam jenis pantun nasihat. Pantun-pantun tersebut berperan sebagai alat dalam proses tunjuk ajar atau pendidikan yang dipraktikkan oleh para sesepuh Melayu, dimaksudkan sebagai upaya untuk membimbing keturunan mereka agar tumbuh menjadi individu yang beruntung (article.php (kemdikbud.go.id)).

Petuah dan amanah dalam Tunjuk Ajar Melayu memberikan beberapa manfaat yang Pertama, memungkinkan penyampaian pesan-pesan edukatif dengan cara yang menarik dan menyenangkan, sehingga memotivasi untuk belajar. Kedua membantu memperkuat ikatan emosional terhadap budaya Melayu, sehingga meningkatkan rasa identitas dan kebanggaan terhadap warisan budaya. Ketiga, sebagai medium pendidikan membuka ruang bagi kreativitas dan ekspresi, untuk menciptakan pantun sebagai bentuk pemahaman dan aplikasi konsep-konsep yang dipelajari.

Petuah dan amanah dalam Tunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy bukan sekadar kata-kata bijak, tetapi juga pemersatu dan penyulam kearifan lokal dalam konteks pendidikan dan pembentukan karakter. Melalui petuah dan amanah, generasi penerus diajak untuk memahami, menghormati, dan menginternalisasi nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh para sesepuh. Dengan demikian, petuah dan amanah menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, serta menjaga agar warisan budaya Melayu tetap hidup dan relevan di tengah-tengah perubahan zaman.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun