Termasuk diri saya pribadi, sempat dan bahkan pernah mengalami bagaimana rasanya jadi sosok bang Toyyib. Dimana saya harus bergelut seorang diri demi menutupi kebutuhan keluarga dan pribadi. Yaa Lebih dari 3tahun saya mengadu nasib di kota orang (sebutlah JAKARTA). Saya pribadi kelahiran SUNDA dari salahsatu daerah terpencil di kota CIANJUR, pada awalnya Saya bekerja disebuah hotel ternama dikawasan DAGO sekitar Bandung (Sheraton). Dengan sedikit bosan dan jenuh karena bekerja di Hotel, akhirnya salahsatu sahabat semasa kuliah menghubungi saya dan menawarkan untuk mencari pekerjaan di JAKARTA. Akhirnya saya memutuskan untuk Resign di Hotel tersebut.
Sesampainya di jakarta, Saya berikut rekan2 berkeliling daerah jakarta untuk mencari sebuah perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Hari demi hari tak ada satupun pemberitahuan dari lamaran-lamaran pekerjaan yang telah dikirim. (Sungguh malang).
Namun kami tidak jua berputus asa, kebetulan Perusahaan yang bergelut dibidang Pengolahan makanan dan minuman sedang membutuhkan beberapa karyawan untuk ditempatkan sebagai Staff (sebut saja Restaurant) ;-).
Yang lucunya kami hanya sekedar iseng-iseng membuat lamaran pekerjaan tersebut didepan Restaurant itu, namun betapa beruntungnya kami diterima kerja pada restaurant itu. Yaa fikir kami hanya sebatas menunggu panggilan kerja di perusahaan yang kami inginkan. Namun entah mengapa setelah bergabung di restaurant ini rasanya enggan untuk meninggalkannya. Sampai-sampai tanpa disadar sudah hampir 2thn kami bekerja disini. Sahabatku pergi dan mencoba melamar jadi Leasing di sebuah Mall dan akhirnya diterima. namun saya tetap bertahan karena jabatan dan tuntutan keluarga. Panggilan kerja terus berdatangan, Mulai dari dalam Negeri bahkan Sampai ke Luar Negeri (UEA) Dubai. Sempat ingin pergi ke Dubai, Namun tak kuasa jika jauh dan meninggalkan keluarga, jadi akhirnya saya putuskan tetap kerja di Restaurant dan menolak untuk pergi ke dubai.
Tak heran kenapa saya bertahan disebuah Restaurant tiada lain adalah lingkungan yang nyaman, rekan-rekan kerja yang support, Familysm,. dan serasa rumah sendiri ( dikelola sendiri) meskipun ada orang-orang kantor dan Owner. Dan sampai akhirnya sayapun harus mengambil resiko jika kerja di restaurant tidak diperkenankan libur dihari libur bahkan di hari raya. (sedih),. 3 tahun, 3x puasa dan 3x lebaran saya tak pulang-pulang, tidak menikmati kemenangan bersama keluarga :'( .
Sayapun bergegas pergi untuk meninggalkan pekerjaan ditahun berikutnya, berniat tahun depan (sekarang) ingin merasakan hari raya bersama keluarga,.terutama Bapak dan Umi. Namun impian itu pudar, setelah saya ada dan bisa berbagi waktu untuk merasakan puasa dan menikmati lebaran bersama Ayah,. beliau wafat jauh sebelum datangnya bulan ramadhan. betapa sedihnya 3tahun tak bersama Ayah,.tak sempat memohon maaf secara langsung,. betapa terombang ambingnya perasaan ini,. Sungguh siapa yang tahu jika ajal akan menjemput.
Berharap (alm) bahagia dan tidur dengan tenang sampai akhirnya nanti dibangkitkan kembali.
Hormati kedua orangtuamu, bahagiakan mereka selama masih nafas dikandung badan, berikan perhatian,. kunjungi walau hanya sesaat.
Salam Hangat, Fajar.