29 Februari 2012 22:03Diperbarui: 25 Juni 2015 08:439322
Di sisi baik itu sendiri adalah ketika akhirnya the Academy memberikan penghargaan tertinggi untuk film asing produksi Perancis. Sebab selama ini film asing mungkin hanya menang di kategori Film Berbahasa Asing atau hanya sekedar nominasi saja, seperti Crouching Tiger, Hidden Dragon, Grand Illusion, Letters from Iwo Jima. Ini pembuktian bahwa industri film Perancis semakin kuat dan bisa saja menaklukan dunia. Sehingga memunculkan harapan, mungkin ke depan nanti akan makin banyak film-film bahasa asing yang menang Film Terbaik. Juga ketika akhirnya pihak juri memilih film berdasarkan kualitas bukan dari keuntungan dollar semata.
Sedangkan sisi lain, kemenangan The Artist adalah sebuah gimmick belaka. Bahwa the Academy yang memang masih diisi oleh orang-orang tua, kulit putih, dan laki-laki masih berpikir konservatif (baca di sini). Terbukti selama dua tahun belakangan ini, film yang memenangkan Oscar untuk film terbaik adalah film-film tema manis yang disukai pihak juri ketimbang film pintar. Karena selalu ada perdebatan mengenai "the heart" dan "the brain" pada tiap penghargaan Oscar. Terlebih, film-film ini banyak yang mengambil tema penghormatan terhadap film lain, seperti yang dilakukan Hugo, Rango, Midnight in Paris, dan Drive. Bila The Artist menjadi yang terbaik, rasanya seperti ada udang dibalik batu. Mungkin yang harus diberikan ucapan terima kasih terbesar adalah sang raja kampanye, produser Harvey Weinstein, yang juga menjadi cermin bahwa politik masih sering campur tangan ditiap penghargaan Oscar.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.