Sang Musafir memasuki pasar yang ramai. Di tengah kegaduhan, ia mulai berbicara. Mulanya tidak ada yang mendengarkan dia karena dianggap gila. Ia memang gila dalam rupa, tapi waras dalam kata. Kata-katanya lamat-lamat menghentak sanubari orang-orang pasar. Satu per satu diam mendengarkan penuturannya.
KEMBALI KE ARTIKEL