Semasa masih tinggal di sebuah asrama di Bandung, kediaman kami sering dikunjungi oleh banyak orang tak dikenal dengan penampilan lusuh, kumal, untuk meminta sumbangan. Biasanya, yang paling rajin membukakan pintu dan memberikan sumbangan adalah adik-adik tingkat dari berbagai pelosok di Indonesia yang masih terbilang lugu dengan cara hidup perkotaan.
KEMBALI KE ARTIKEL