Sudah bukan hal baru ketika musik dijadikan sebagai alat perjuangan politik kekuasaan dari setiap rezim. Dari zaman Orba hingga zaman Reformasi, panggung politik selalu dihiasi dengan pegelaran musik. Begitu banyak lagu-lagu kerakyatan yang notasinya sudah akrab di telinga masyarakat kemudian digantikan dengan syair-syair penuh pesan politik dari para politisi maupun parpol. Saya masih ingat sebuah lagu yang akrab di telinga masa kecilku yang biasanya dinyanyikan oleh para Kader Gorlkar dalam bahasa daerah yang bunyinya demikian:
"mai si kita, wi tusu gaba nunu, wi tusu gaba nunu, roke wi vao masa masa vai walu ana halo" (Marilah kita mencoblos gambar beringin, coblos gambar beringin, agar menjadi peneduh bagi para janda dan yatim-piatu). Lagu ini mudah dihafal dan meresap dalam sanubari masyarakat desa, sehingga tidak mengherankan Golkar selalu menang di daerahku.
KEMBALI KE ARTIKEL