Yang paling membuat saya tertarik untuk memperhatikan adalah cara menyampaikan pendapat dengan tulisan. Saya sendiri sampai saat ini belum merasa bisa menulis persis seperti ketika sedang mengobrol atau berdiskusi secara tatap muka dengan lawan bicara atau teman mengobrol. Kalau berhadapan wajah rasanya kok mudah saja kata-kata ini meluncur dari mulut kita. Walaupun tidak selalu apa yang ada di kepala sama persis dengan yang keluar dari mulut tetapi lebih mudah untuk diralat atau dikoreksi, terutama dalam hal berdebat atau adu argumen. Ditambah lagi emosi atau perasaan lawan bicara yang lebih mudah dipahami (berdasarkan riset kabarnya bahasa non-verbal atau bahasa tubuh lebih berperan besar dibanding kata-kata itu sendiri, sekitar 80 persen).