Bapak A, sebut saja begitu adalah seorang yang religius. Sudah haji dan pernah Umroh juga. Bersahabat dengan bapak B, seorang penginjil (missionaris? Saya tidak tahu persis istilahnya). Sejak puluhan tahun bersahabat erat dan saling mengingatkan dalam beribadah. Yang satu tidak pernah mengajak berpindah keyakinan terhadap yang lain. Begitu juga sebaliknya. Masing-masing tetap memegang teguh keyakinan yang dianut.