Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Ki Ganjar Pranowo

11 Juni 2022   11:17 Diperbarui: 11 Juni 2022   11:32 321 2
Zaman penjajahan dulu. Ada seorang pribumi bernama Soewardi. Kelak kemudian hari, ia dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Sang pahlawan yang juga dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia. Sekolah Taman Siswa di Yogyakarta adalah bukti perjuangannya di bidang pendidikan. Ia perjuangkan pendidikan anak bangsa, di tengah penindasan dan hegemoni politik penjajahan Belanda yang menyengsarakan.

Kini, ada tokoh lain yang tak kalah hebat darinya. Namanya Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Melihat perjuangan dan kiprahnya di dunia pendidikan saat ini, pria berambut putih ini layak kita panggil sebagai Ki Ganjar Pranowo. Sang pejuang pendidikan masa kini titisan Ki Hadjar Dewantara.

Tak berlebihan saya menyandingkan Ganjar dengan Ki Hadjar Dewantara. Bagi saya, keduanya adalah bapak pendidikan nasional, di masa dan bentuk perjuangan yang sedikit berbeda.

Dulu, Ki Hadjar Dewantara berjuang di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah Taman Siswa Jogjakarta. Sebuah sekolah yang menampung anak-anak pribumi miskin agar mendapatkan pendidikan layak. Waktu itu, hanya segelintir anak pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal. Kalau tak ada uang atau orang tuanya tak ada kedekatan dengan kompeni, mustahil bagi mereka bisa sekolah.

Sekarang Ganjar juga sama. Ia getol memperjuangkan anak miskin agar mendapatkan haknya di bidang pendidikan. Kalau dulu orang miskin yang diperjuangkan Ki Hadjar Dewantara karena dijajah Belanda, kini Ganjar memperjuangkan orang yang miskin yang dijajah para kapitalis dunia.

Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah Taman Siswa. Sementara Ganjar, ia juga mendirikan sebuah sekolah gratis untuk anak-anak miskin. Namanya SMK Jateng.

SMK Jateng yang dibuat Ganjar ini berkonsep boarding school. Syarat bisa masuk sekolah itu bukan pintar, bukan anak orang kaya atau anak pejabat. Tapi yang bisa masuk sekolah itu hanya satu golongan. Miskin. Asal dia dari keluarga miskin, siapapun bisa mendapat pendidikan di SMK Jateng secara gratis sampai lulus.

Selama belajar, siswa SMK Jateng mendapat fasilitas plus. Mereka bisa tinggal di asrama gratis, makan gratis, SPP gratis, seragam gratis sampai buku, tas dan sepatu juga gratis. Tak sepeserpun biaya yang mereka keluarkan untuk sekolah di tempat itu. Semuanya gratis tis tis karena biayanya ditanggung pemerintah.

Sudah ada tiga SMK Jateng yang dibangun Ganjar. Diantaranya di Semarang, Purbalingga dan Pati. Ganjar bahkan akan terus menambah jumlahnya, di daerah-daerah miskin yang ada di Jawa Tengah. Kalau tidak salah, 15 SMK Jateng akan dibangun Ganjar.

Tak hanya bangunan fisik dan fasilitasnya yang wah, Ganjar juga membuat kurikulum khusus di sekolah itu. Industri-industri besar ia gandeng, agar kurikulum yang diajarkan ke siswa bisa matching. Program magang dibuat, bahkan dengan industri besar di berbagai dunia. Ada Jepang, Korea, China dan beberapa negara besar lainnya.

Kini sekolah itu sudah meluluskan ribuan siswa. Keahlian yang dimiliki, membuat mereka sudah bekerja di berbagai sektor dengan penghasilan luar biasa besarnya. Belum lama lulus saja, banyak diantara lulusan SMK Jateng itu sudah jadi kebanggaan keluarga. Mereka mampu mengangkat ekonomi keluarga dari yang semula terpuruk menjadi sejahtera.

Tak hanya di SMK Jateng, Ganjar juga menggratiskan semua SPP bagi siswa SMA negeri sederajat di Jateng. Kebijakan itu ia mulai sejak 2020 lalu. Bagi siswa yang sekolah swasta, ia gelontorkan dana BOS dan beasiswa yang cukup besar. Tahun 2022 saja, total BOS yang digelontor Ganjar ke siswa sekolah-sekolah swasta di jateng mencapai Rp194,4 miliar.

Bukan hanya untuk siswa saja, perjuangan Ganjar di bidang pendidikan juga menyasar ke guru dan tenaga pengajar. Salah satu yang fenomenal adalah, Ganjar menyetarakan semua gaji guru honorer SMA sederajat di Jateng setara dengan UMR daerah masing-masing. Kebijakan ini bak oase di gurun pasir bagi guru honorer yang nasibnya selalu horor.

Bayangkan saja, honorer di Kota Semarang kini bisa bergaji Rp2,8 juta perbulan. Tahun-tahun sebelumnya, banyak yang gajian hanya Rp300 ribu perbulan atau ada juga yang bahkan nggak gajian.

Di Jateng juga ada yang namanya sekolah virtual. Program ini digagas Ganjar saat pandemi melanda. Melihat banyak anak-anak bisa sekolah di rumah dengan teknologi, maka ia membuat sekolah khusus dengan metode belajar mengajar yang sama.

Sekolah Virtual ia dedikasikan untuk anak-anak yang putus sekolah. Mereka yang harus bekerja membantu orang tua di sawah, menjadi asisten rumah tangga, sudah berkeluarga bahkan yang menjadi diaspora di luar negeri. Semua tetap bisa melanjutkan sekolah dengan program Sekolah Virtual Ganjar ini.

Peserta didik Sekolah Virtual itu diberi handphone atau laptop oleh Ganjar. Mereka belajar diwaktu senggang setiap hari di tempatnya masing-masing. Guru memberikan pengajaran dan pemantauan dengan sistem daring. Setelah lulus, mereka bisa mendapatkan ijazah setara dengan siswa sekolah formal lainnya.

Masih banyak lagi perjuangan Ganjar di bidang pendidikan. Termasuk soal kurikulum. Hanya Jawa Tengah, yang membuat kurikulum anti korupsi dan kurikulum anti radikalisme bagi siswa di sekolah.

Kurikulum itu dibuat Ganjar untuk menyiapkan generasi bangsa yang hebat, cerdas dan berintregritas. Ganjar ingin menyiapkan anak-anak muda yang pandai secara intelektual, emosional sekaligus spiritual. Anak-anak yang anti korupsi dan anti pada semua pemahaman radikalisme serta intoleransi.

Banyak yang tidak tahu dengan kiprah Ganjar di bidang pendidikan ini. Makanya, tak sedikit orang nyinyir dan menyebutnya gubernur tak berprestasi.

Memang kiprah Ganjar ini tak bisa menggantikan sosok Ki Hadjar Dewantara. Tapi melihat semangatnya memperjuangkan pendidikan, ia pantas dipanggil Ki Ganjar Pranowo. Tokoh pejuang pendidikan yang menyiapkan generasi emas di masa yang akan datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun