Seiring dengan situasi itu, kini muncul perilaku kekuasaan yang mirip dengan sebuah kerajaan. Namanya pun mulai tersohor. Orang menyebutnya, "Raja Cikeas". Ia adalah sosok yang bertutur santun dan lihai memainkan politik pencitraannya secara sempurna. Penampilan itu membuat jutaan rakyat terkesima.
Konon, sang raja memiliki mantra politik yang bisa menyihir hati dan pikiran rakyat. Para pembantunya di istana pun takut dan dibuat tak berdaya. Seruan sang raja adalah perintah yang tidak boleh dibantah.
Suatu hari, seorang menteri menemui Raja Cikeas lalu berkata, "paduka yang mulia, perintah untuk menaikan TDL telah membuat melonjak harga sembako".
Mendengar laporan itu, Raja Cikeas menjawab, "lanjutkan, kalau perlu naikan lagi harga BBM dan kebutuhan lainnya...".
Menyiksa rakyat adalah kepuasan tersendiri bagi sang raja. Ia tidak ingin rakyat hidup tenang dan sejahtera. Semakin rakyat menderita dan tertindas, semakin membuat sang raja bahagia.
Ada suara di hati raja, “akulah sang penentu…akulah sang penentu…”.Suara itu adalah mantra politik yang merasuk ke dalam jiwa raja.
bersambung….
Group Facebook: Hikayat Raja Cikeas
Faizal Assegaf Jkt, 19 Juli 2010