Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Bukan Kita yang Menentukan Jodoh

9 Oktober 2015   17:45 Diperbarui: 9 Oktober 2015   17:48 396 5
Sore itu, Bell sekolah berbunyi. Semua siswa bersorak keluar dan berlari, seakan terbebas dari penderitaan. Di tengah kerumunan dan pandangan yang serba putih, sosok itu datang mengahampiriku. Dibalik gerbang sekolah, menyapaku "Kakada salam dari ....". Sungguh aneh, aku seakan tidak mencerna perkataannya, tapi suaranya membuat hari itu senyap bagiku. Keesokannya, sosok itu muncul lagi. akupun menunggu untuk berada di situasi yang sama dan benar aku berada disituasi yang sama. Hingga situasi berlanjut, kuberanikan bersuara di depannya walaupun hanya sekedar bertanya nama. Aku merasakan suatu situasi dalam hidupku yang belum pernah aku alami sebelumnya, entah apa namanya tapi aku merasa lebih nyaman. Aku mengkondisikan hari-hariku untuk terus bertemu dengannya. Setiap hari, sungguh setiap hari, hingga aku tak berhitung bahwa sudah banyak detik dalam hidupku yang kugunakan untuk bersamanya. Hidupku berubah saat itu, walaupun ku akui bahwa aku terlambat menyadarinya. Jika awalnya hampir setiap hari aku nongkrong di depan lapangan sepakbola sekolah, tapi berubah menjadi di depan kelasnya. Jika aku awalnya setiap hari pulang bersama teman-teman lelakiku, tapi berubah menjadi  bersama dirinya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun