Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Ketika Kompetensi Digalakan, Namun Kesejahteraan Diabaikan

1 Oktober 2022   21:36 Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:37 189 13
Sebagai guru, mengembangkan kompetensi adalah sebuah keharusan untuk meningkatkan kualitas dan mutu dalam proses mengajar dan mendidik. Agar nantinya dapat melahirkan peserta didik yang berdaya saing.

Pengembangan kompetensi bisa dilakukan dengan sendirinya. Dalam hal ini belajar mandiri di mana saja dan kapan saja. Ada juga lewat kegiatan pelatihan pendampingan yang dilakukan oleh pihak terkait dengan tempat dan durasi waktu yang di tentukan.

Keduanya sama, tapi jika dipilih baiknya kita harus sedia selalu mengikuti pendampingan dan pelatihan. Sebab disana ada mentor berpengalaman yang langsung membibing dan mengarahkan kita terkait dengan ikhwal profesi kita sebagai guru.
                              ***
Sabtu pagi tepat pukul 08:00 wit, halaman sekolah Dasar Negeri 3 Halsel mulai terlihat ramai. Namun bukan di ramaikan oleh siswa, tapi para guru dari satuan pendidikan dasar dan menengah pertama se kecamatan Makian Barat.

Bukan tanpa alasan mereka berduyun-duyun datang disini, melainkan untuk mengikuti kegiatan pendampingan perangkat pembelajaran yang di laksanakan oleh kordinator pendidikan wilayah Makian Barat.

Ini adalah kali kedua kegiatan itu dilaksanakan oleh Ujud Radjilun ketika menjabat korwil Makian Barat, setelah sebelumnya dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin. Kegiatan pendampingan kali ini rencananya di jadwalkan selama dua hari.

Bertindak sebagai Fasilitaor dalam kegiatan itu adalah pak Ujud Rajilun, Ibu Nurwahida dan juga pak Basri pengawas dari kabupaten. Mereka itu nantinya sebentar mereka akan mendampingi langsung para peserta untuk menyusun administrasi pembelajaran.

"Harap serius biar bisa menyerap ilmu yang di berikan olah para fasilitator." Ujar Ujud Radjilun ketika berpapasan di depan kelas.

Beberapa saat kemudian, ketika seluruh peserta sudah berukumpul di halaman sekolah. Master of Ceremony (MC) kemudian mulai mengarahkan kami untuk masuk ke dalam ruangan. Dengan cepat saya pun bergegas masuk bersama rekan guru yang lain.

Kondisi ruangan yang kecil sementara jumlah peserta yang banyak membuat suasana ruangan pengap. Beruntung kami peserta masuk dengan teratur sehingga tidak menimbulan keriuhan dalam ruangan, tidak seperti para siswa yang ketika di arahkan begitu langsung berlarian masuk dan berebut tempat.

Saya memilih duduk di belakang tepat di bawah jendela. Di samping bisa merasakan sepoi angin yang sesekali masuk saya juga bisa menyaksikan dengan baik ketiga pemateri yang telah duduk berjejer di depan ruangan.

Setelah semua dipasikan masuk, kegiatan pun dimulai dengan pembukaan. Mulanya Sambutan di berikan oleh ketua Tim pengawas lalu dilanjutkan lagi oleh Korwil Makian Barat selaku penyelenggara kegiatan.

"Saya harap, semua peserta mengikutinya. Ini penting untuk mengembangkan tugas dan tanggung jawab kita sebagai guru. Saya selaku penyelenggara kegiatan dengan ini membuka secara resmi kegiatan pendampingan." Ujar Ujud Radjilun di akhir sambutannya.

Seketika terdengar riu tepuk tangan dari para peserta yang sedari tadi menyimak isi penyampaian beliau. Mereka terliat sangat antusias. Entah apa sebabnya saya tidak begitu tahu. Jelasnya mereka mengikuti kegiatan ini bukan karena keterpaksana, melainkan kerelahan demiki meningkatkan mutu dan profesionalisme sebagai guru.

Setelah proses kegiatan pembukaan usai, kemudian di lanjutkan pada penyampaian materi dan pendampingan oleh Fasilitator.  Karena muatan materi antara kepala sekokah dan guru berbeda, maka kami di bagi menjadi dua kelompok.

Kami kelompok guru tetap dalam ruangan yang sama. Sementara para kepala sekolah di atahkan ke dalam ruangan yang lain. Bertindak sebagai Fasilitaor kami para guru adalah Ibu Nurwahida dan Ujud Rajilu sekalu korwil. Sementara para kepala sekolah di dampingi langsung oleh ketua Tim yakni pak Basri.

Demi keberhasilan pembelajaran, Ibu Nuwahida dan pak Ujud Radjilun kemudian membagi lagi kami para guru kedalam kelompok kecil. Setiap kolompok beranggotakan para guru yang mengemban tugas pada Instansi yang sama. Dan saya mau tak mau bergeser dari tempat duduk saya bergabung dengan kelompok kami SDN 3 Halsel yang duduk pojok kiri depan.

"Baiklah, kita mulai materi kita dengan bagaimana cara kita para guru menghitung Minggu dan hari efektif pembelajaran." Seruh Ibu Nurwahida memulai pembelajaran.

Lalu kami para guru pun membuka kalender pendidikan yang telah di bagikan sebelumnya. Beliau kemudian memberikan sedikit pengantar cara mengisi dan mengitungnya. Tak lupa juga beliau memberikan contoh yang di tampilkan pada slidenya.

Setelah itu, beliau lalu mengarahkan kepada kami untuk menghitung minggu dan hari efektif lalu menuangkan hasilnya ke dalam LK yang di berikan. Satu persatu kelompok di datangi oleh beliau, mengarahkan secara langsung sampai paham.

"Saya akan dampingi kalian sampai paham karna ini tanggung jawab. Di akhir kan ada tagihanya. Iya tagihanya setiap peserta mampu mengerjakan setiap tugas sesuai LK yang di berikan. Nanti kami cek agar bisa melihat sejauhmana keberhasilan dari kegiatan ini." Ujar beliau.

Setelah memastikan semua paham, beliau melanjutkan materi berikut tentang menyusun program semester dan program tahunan. Konsepnya sama persis dengan sebelumnya. Beliau memberi penguatan, lalu mendapingi secara langsung kemudian kami para guru mengerjakan LK sesuai tema atau materi yang di berikan.

Saya tidak tahu konsep yang di terapkan pemateri ke kepala sekolah. Namun saya rasa kurang lebih sama dengan kami.

Memang jika dilihat penguatan dan pendampingan materi tidak beda dengan kegiatan sebelumnya. Tapi ada yang menarik, iya kita menerima materi dan di dampingi secara langsung lalu kami juga di beri tugas untuk mengukur sampai dimana pemahaman kami. Jika belum paham, kami di godok sampai bisa memahaminya.

Rasa kantuk dan kelelahan mulai terlihat di wajah setiap peserta tatkala masuk ke materi menganalisis butir soal dan penentuan KKM. Maklum, biasanya waktu siang sehabis Isoma tubuh kita bawaannya pengen tidur atau merem sedikit.

Tapi pak Ujud Radjilun punya cara ketika menyaksikan itu. Baliau mengarahkan kami untuk berdiri lalu di arahkan untuk bermain. Selepas bermain kami di suru menyanyi lagu anak-anak sembari menggerakan tubuh sesuai lagu yang di nyanyikan.

"Masih semangat?" Seru beliau

"Masih." Seruh kami para peserta.

Kemudian fasilitator melanjutkan materinya setelah menyaksikan kami kembali bersemangat. Fasilitator memberikan penguatan tentang bagaimana menganalisis butir soal dan menentukan KKM.

Ini yang lumayang menguras pikiran. Pasalnya banyak hitung-hitungnya. Mungkin ini kelemahan saya bagi guru pendatang baru, karna biasanya saya hanya mengacu pada KKM yang telah di tentukan sebelumnya.

Kendati menguras pikiran, saya nikmati dan mensyukuri karna dari materi ini saya diajarkan sehingga tahu, sekali tidak sepenuhnya. Iya, cara menetukan KKM per KD sampai pada KKM mapel dan sekolah. Ada rumusnya sih, tapi maaf ya saya tidak lampirkan disini. Sebab rumusnya juga sama dengan yang kalian gunakan.

"Saya sangat menikmati prosesnya, berbeda dengan kegiatan kemarin. Kegiatan ini saya jadi banyak paham." Ujar Amel salah satu rekan saya.

"Iya, bagusan ini. Karna setelah materi di sampaikan kita di bimbing langsung membuat Promes, prota, kkm dan lainya." Ujar yang lain lagi.

Di selah-selah diskusi kecil tersebut, pikiran saya lalu menyusuri labirin kenangan. Mengingat-ingat materi teknis yang diajarkan dikampus ketika saya kulia dulu. Saya lihat di bangku kuliah tidak mendapatkan materi seperti ini.

Lalu apa gunanya kami di tuntut untuk berkualitas sementara teknis penting ini tidak d ajarkan, ah aku jadi semakin yakin, teori itu memang punya kekauan tersendiri.
                            ***
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut saya kira sanyat bermanfaat bagi saya dan juga rekan guru yang lain. Karena materi-materi yang di ajarkan kami peroleh langsung dari para pakar yang sudah malang melintang di belantara pendidikan.

Belum lagi di hari kedua, ada materi mengenai penyusunan rencana dan model pembelajara. Lalu ada perwakilan dari setiap sekolah, masing-masing satu orang untuk maju ke depan mempraktikan cara mengajar yang baik. Disana saya banyak mendapati cara dan teknis yang memang sebagiannya belum saya gunakan di kelas.

Kendati banyak hal yang saya dapati, namun ada hal yang lebih menyita perhatian saya. Apakah seusai pelatihan dapat meningkatkan kompentesi para rekan guru di Makian Barat? Bagaimana jika iya bagi para guru Honorer?

Lalu apa manfaatnya ketika kompetensi dinaikan sementara kesejateraan tak tersentuh? Terlebih para guru honorer yang harus menunggu selama tiga bulan baru menerima gaji dengan jumlah yang terbilang sdkit.

Lantas bagaimana meningkatkan kesejateraan bagi guru honorer seperti kami?

Sementara mau jadi petani nanggung, terikat dengan tanggung jawab. Mau ikut PNS harus punya sertifikasi dan pendataan lewat aplikasi dapodik. Belum lagi persaingan dan saling sikut dalam penjaringan.

Semua itu memutar, bahkan angin sepoi-sepoi yang berhembus dari dedaunan pohon kelapa pun tak mampu menahan kekisruhan hati saya.

"Ah, sampai kapan persoalan kesejahteraan guru ini berakhir?"

Mateketen, 16 September 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun