Kelahiran saya tidak melalui rahim seorang perempuan. Cukup dengan membuka mata, saya ada. Tidak ada selamatan, tidak pernah ada sambutan. Sebuah batu berlumut, di alun-alun, menyangga tubuh saya terbaring. Sejak itu, tiba-tiba “ada” adalah pristiwa yang saya percaya. Saya adalah bukti nyatanya.
KEMBALI KE ARTIKEL