“Ayah, antarin kakak ke rumah teman untuk kerja kelompok ya. Tugas yang ini gawat, salah-salah dalam mempresentasikan langsung gagal. Presentasi itu tidak boleh pakai buku, melainkan harus dihapal, dan disampaikan bergiliran. Anak gadisku ngerocos tanpa henti. Mimiknya serius, sesaat sisiran rambutnya terhenti, terus langsung memasukan buku dan peralatan ke etas sandangnya untuk dia bawa ketempat kerja kelompoknya. “Waduh, mana tugasnya banyak lagi, kata anak gadisku itu. Tak seperti biasanya, kali ini anak gadisku agaknya sedikit tertekan.