Salah satu gaya parenting yang lagi ngehits dengan nama uniknya adalah strawberry parents. Istilah ini muncul karena dianggap sebagai pola asuh yang melahirkan generasi strawberry. Awalnya, istilah generasi strawberry berasal dari Taiwan dan menggambarkan generasi muda yang cenderung rapuh dan gampang "penyok," mirip seperti buah stroberi yang kelihatan cantik tapi mudah rapuh kalau ditekan.
Mirip dengan pola asuh permisif, strawberry parents digambarkan sebagai gaya parenting yang penuh perhatian dan kasih sayang. Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya, pola asuh ini cenderung melahirkan generasi yang kreatif dan penuh ide segar, tapi sayangnya mudah menyerah dan baperan. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini juga biasanya lebih bergantung pada orang lain dan gampang merasa tertekan atau stres saat menghadapi masalah.
Bagi sebagian orangtua, menjadi strawberry parents dianggap sebagai cara melindungi anak dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Namun, seringkali hal ini malah berujung pada memanjakan anak dengan fasilitas berlebihan. Aturan yang jelas jarang diterapkan, hukuman hampir tidak pernah ada, dan komunikasi terbuka juga minim. Akibatnya, anak tumbuh dengan sedikit sekali pemahaman tentang konsekuensi.
Meskipun anak-anak dari pola asuh ini cenderung kreatif dan punya hubungan yang dekat dengan orangtua, gaya parenting seperti ini bisa berdampak negatif. Mereka jadi gampang kewalahan saat menghadapi stres atau tantangan, serta kesulitan beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya karena sudah terbiasa hidup di zona nyaman yang disediakan oleh orangtua mereka.