Ya, meskipun literasi bisa lebih luas dari itu. Namun untuk lebih mudahnya mengidentifikasi, kita kerucutkan saja dalam dua hal itu : membaca dan menulis.
Lantas apa saja komunitasnya? Tulisan ini akan mengklasifikasikan dalam 3 hal, yaitu komunitas yang bergerak dalam memasyarakatkan buku bacaan, diskusi-diskusi, dan kepenulisan.
1. Gerakan membaca
Gegap gempita lapak baca sepertinya cukup tinggi di Blitar. Ruang-ruang publik banyak diisi oleh para pelapak baca.
Mereka punya misi untuk mendekatkan buku bacaan kepada masyarakat. Umumnya mempersilahkan untuk baca di tempat, atau meminjamnya.
Titik-titik yang biasa disinggahi adalah Alun-alun kota Blitar, Taman Kebonrojo, Kantor Kabupaten (Kankab) Blitar, City Walk Makam Bung Karno, Taman Idaman Hati Wlingi, dan sudut-sudut keramaian lain di tiap kecamatan.
Ada banyak lapak baca, jumlahnya bisa belasan. Bahkan ada Aliansi Perpustakaan Jalanan. Beberapa yang cukup terkenal adalah Ruang Baca Blitar.
Selain itu, lapak baca biasanya juga dimeriahkan oleh Taman Baca Masyarakat (TBM). Sederet taman baca yang biasa melapak antara lain, Taman Baca Ilalang, Kedai Ilmu Harmoni, Perpustakaan Pijar, dan Rumah Mangseen.