Satu hal yang tidak bisa dilupakan oleh fans dari Cleveland Cavaliers adalah suatu momen ketika superstar mereka, Lebron James, memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dan lebih memilih untuk bergabung dengan Miami Heat. Suatu keputusan vital untuk Lebron James dalam perjalanan menjadi the king of the league, namun itu juga menjadi suatu tusukan yang sangat melukai fans dari Cleveland. Selepas perginya King James, posisi dari Cleveland terjun bebas dan jumlah penonton mulai berkurang. NBA Draft tahun 2011 mungkin menjadi awal momen dalam kebangkitan Cleveland. Mereka berhasilkan mendapatkan Draft Pick No. 1, Kyrie Irving. Remaja 19 tahun yang berasal dari Duke University itu siap menjadi penerus mahkota di kota Cleveland.
Benar saja, Kyrie mulai menunjukkan mengapa ia pantas menjadi raja baru di Cleveland. Ia berhasil mengumpulkan rata-rata 18.5 poin per game dan juga 5.4 assist per game. Sebuah catatan yang sangat impresif bagi seorang rookie yang baru berumur 19 tahun. Gaya permainannya yang atraktif dan tidak segan untuk berduel dengan pemain senior di NBA membuatnya menjadi idola baru di Cleveland. Walaupun ia gagal membawa Cleveland Cavaliers untuk masuk ke playoff, ia berhasil mendapatkan gelar Rookie of The Year sekaligus masuk ke Rookie All First Team. Irving juga mendapatkan undangan seleksi untuk masuk ke Timnas Basket Amerika untuk Olimpiade London 2012, namun sayang ia tidak berhasil lolos seleksi.
Di Musim 2012/2013, Irving tidak mendapatkan start yang mulus dikarenakan cidera jari telunjuk yang memaksanya untuk absen 3 minggu dan juga cidera rahang yang memaksanya untuk mengenakan topeng selagi bermain. Tak diduga, Irving justru lebih menggila selepas comeback-nya, ia menorehkan catatan terbaik dalam karirnya saat melawan New York Kncks dengan mencetak 41 points, 5 rebounds dan 5 assists. Selain itu, Irving juga terpilih untuk bermain di All-Star Game 2013 di Houston walaupun sebagai cadangan.
All-Star 2013 benar-benar diciptakan untuk Kyrie Irving. Ia berpartisipasi penuh dalam 3 hari penyelenggaran dengan bermain di Rising Star Challenge (Pertandingan yang melibatkan Rookie dan Sophomore terpilih di NBA), Three Point Contest dan juga All-Star game. Irving tidak hanya sekedar menumpang nama disitu, di Rising Star Challenge, Irving bermain atraktif dan menjadi penghidup suasana lewat duel one by one-nya dengan Brandon Knight dan ia juga berhasil melakukan crossover yang memaksa Knight untuk terjatuh, penonton kegirangan setengah mati. Di hari berikutnya, Irving menjadi juara three point contest, mengalahkan juara tahun lalu Ryan Andersen dan juga shooter dari New York Knicks, Steve Novak. All-Star game menjadi penutup kegemilangan Irving di pesta akbar tersebut, sebuah sequence saat Irving berhasil melewati 2-3 pemain dan ditutup dengan two-handed dunk semakin meninggikan reputasinya di mata para pecinta NBA.
Sekali lagi, Irving masih gagal membawa Cleveland untuk masuk ke playoff 2013. Namun ia berhasil membawa dirinya menjadi salah satu point guard elite di NBA dan ia bisa disejajarkan dengan Chris Paul, Rajon Rondo ataupun Russel Westbrook. Bukan tidak mungkin jika Cleveland bisa berkembang lebih besar lagi dengan roster pemain muda potensial yang dimilikinya. Apalagi, Cleveland juga mendapatkan First Round Draft Pick dan mereka berkesempatan untuk bisa menarik rookie potensial untuk menguatkan roster mereka.