Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Perjalanan Dzikir Syahadat, Amalan Khas Majelis Darul Istiqamah

16 Februari 2021   12:56 Diperbarui: 16 Februari 2021   13:01 1276 1
Darul Istiqamah adalah Majelis yang berada di bawah naungan Organisasi Wadah Gerakan Santri Indonesia. Usianya belum genap satu tahun. Namun, Majelis ini memiliki amalan khas yang sudah dipatenkan, yaitu Dzikir Syahadat. Sebelum mengamalkannya, banyak perjuangan dan sejarah yang bermutu dan tak boleh dilupakan.

Pada awal berdirinya Organisasi Wadah Gerakan Santri Indonesia, atau yang akrab dengan sebutan SANINDO di tahun 2016, SANINDO disambut hangat oleh masyarakat. Terutama dari kalangan Alumni Pesantren, Santri, dan para Pegiat Pengajian. Tak jarang, ada anggota Organisasi Islam yang ikut bergabung di SANINDO, seperti IPNU, IPPNU, PMII, IMM, KAMMI, dan lain sebagainya.

Saat itu, SANINDO hadir sebagai sebuah Komunitas Pecinta Al-Qur'an. Karena setiap minggu sekali diadakan Khataman Al-Qur'an yang pembagiannya melalui Whatsapp Grup. Kemudian, pada sekali dalam sebulan diadakan pertemuan yang disebut dengan KOPDAR, guna meramaikan Khataman Akbar dan Wujud Dakwah Nyata SANINDO.

Secara bertahap, SANINDO menata kepengurusannya. Mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Karisiden, hingga Kota/Kabupaten. Usaha perjuangan SANINDO membuahkan hasil, hingga pada akhirnya SANINDO memiliki izin resmi, serta memiliki AD dan ART yang jelas. Namun, hingga awal tahun 2020 SANINDO belum memiliki ciri khas.

Kemudian, pada pertengahan tahun 2019, Pendiri SANINDO, Mustofa Kamal yang dibantu dengan Ketua SANINDO Kendal, Hasan Asy'ari, dan beberapa rekan-rekannya dari SANINDO melakukan sowan ke Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat. Di sana mereka bertemu dengan beberapa Kyai yang sempat memberikan Amalan Khusus untuk Perjalanan Dakwah, diantaranya yaitu Kyai Sirin, Kyai Hasan Makmun, Kyai Zaenal Muttaqin, Kyai Nur Khotim, Habib Isa bin Yahya, Kyai Agus Salim.  Setelah diberi Amalan, mereka juga meminta petunjuk dan memohon restu dari para Kyai dan Habaib tersebut terkait dzikir yang akan diamalkan oleh SANINDO.

Sepulangnya dari Cirebon, Dzikir yang dituliskan itu dipelajari lagi di Kudus, Jawa Tengah. Pembahasan itu dipimpin olehe Musthofa Kamal. Bersama Ketua Sanindo Kendal, Hasan Asy'ari dan Santri Alumni Munjul, Luqman. Pembahasan itu dilakukan karena Dzikir Syahadat adalah Dzikir yang memiliki sanad yang jelas.

"Dzikir Syahadat itu sanadnya dari Ponpes Nurul Huda Munjul. Ponpes Nurul Huda Munjul itu dari Habib Umar bin Ismail bin Ahmad bin Syaikh bin Toha bin Yahya. Jadi, asal-usul Dzikir yang diamalkan oleh SANINDO itu jelas, tidak asal-asalan," ujar Pendiri SANINDO, Musthofa Kamal.

Ketua SANINDO Kendal, Hasan Asy'ari menambahkan, Habib Umar bin Ismail bin Yahya adalah guru dari Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Menarik keterangan dari Habib Luthfi, Dzikir Syahadat maknanya ialah Dzikir yang mengedapankan Syahadat dengan benar. Karena Syahadat tidak cukup diucapkan secara lisan, tapi harus diyakini dalam hati dan dilaksanakan di kehidupan sehari-hari.

"Sebenarnya, Majelis Darul Istiqamah tidak hanya membawa Dzikir Syahadat saja. Namun, ada juga Istighosah yang pengamalannya belum dipublikasikan secara luas. Jadi baru diamalkan oleh orang-orang tertentu saja dari kalangan Organisasi SANINDO maupun Majelis Darul Istiqamah," ungkapnya.

Menurut Pendiri Majelis Darul Istiqamah, Organisasinya adalah Wadah Gerakan Santri Indonesia (SANINDO) dan Majelisnya itu Darul Istiqamah. Jadi, Darul Istiqamah adalah Majelis yang berada di bawah naungan Organisasi SANINDO.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hasan. Dia menekankan, Majelis bukanlah Organisasi. Poin penting Majelis adalah adanya ruh keislaman dan keistiqamahan atau keberlanjutan. Seperti selapanan rutin sebulan sekali dan ziarah ke makam waliyullah seminggu sekali.

Dia menambahkan, Rutinan selapanan dan pembacaan Dzikir Syahadat di Kendal dilaksanakan setiap satu bulan sekali, yaitu pada hari Minggu dengan pasaran Legi. Di Kudus, rutinan itu dilaksanakan pada malam Jumat dan malam sabtu. Pemilihan pasaran Legi atau malam jum'at dan sabtu merupakan isyarah dari Munjul.

"Organisasi SANINDO mengampu Majelis Darul Istiqamah sebagai upaya untuk mencapai tujuan SANINDO. Yaitu Mensantrikan Masyarakat dan Memasyarakatkan Santri, salah satunya dengan Metode Dzikir. Metode ini dipilih karena jika mulut sudah basah dengan Dzikir, insyaAllah akan selalu ingat Allah. Ketika ingat Allah, akhlaknya akan baik" tutur Pendiri SANINDO dan Darul Istiqamah sekaligus Alumni dari Ponpes Nurul Huda Munjul Cirebon, Musthofa Kamal.

Penulis: Fahmi Syaiful Akbar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun