[180] Waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 pagi, di Stasiun Hokkaido tepatnya di sebuah kursi berwarna biru tengah duduk seorang wanita muda dengan baju putih dengan syal yang masih terlilit di lehernya. Wanita itu bernama Maria Ozawa, yang sering dipanggil Miyabi. Dia sedang duduk menunggu kereta menuju Tokyo. Dia sudah terbiasa pulang sendirian. Setiap hari ia lakukan seperti ini, karena memang pekerjaannya yang sampai larut malam. Dari kejauhan nampak seorang laki-laki bertopi datang menghampirinya. Miyabi pun gemetar dan takut akan terjadi apa-apa pada dirinya. “Ini tak seperti biasanya” kata Miyabi sambil memegang erat tas hitamnya. Laki-laki itu pun semakin mendekat, dan Miyabi pun bertambah was-was, sampai keringat bercucuran di dahinya. Sekarang laki-laki itu pun sudah berada di hadapannya, Miyabi pun pasrah apa yang akan dilakukan laki-laki itu. “Maaf mbak, kereta menuju Tokyo sedang mogok karena air luapan Bengawan Solo, mungkin terlambat sampai 30 menit mbak” kata laki-laki itu. Miyabi pun bertanya balik “ Lho mas kok di Jepang ada Bengawan Solo mas?”. “kan biasanya juga gitu mbak” jawab laki-laki bertopi itu. “Oh iya mas, saya sampai lupa” kata miyabi sambil menggaruk-garuk kepalanya. Laki-laki itu pun pergi sambil menaiki topinya yang ia jadikan sepatu roda.