Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

From London to Paris For Love

10 Desember 2012   05:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:55 532 3

Tiga tahun kami lalui bersama. Sekolah ini seakan menjadi saksi bisu kedekatan kami sebagai seorang sahabat. Andita, gadis pintar dan manis ini setia menjadi pendengar keluh kesahku.

Berat rasanya untuk mengungkapkan kepada Dita bahwa aku harus melanjutkan pendidikan di London. Orangtuaku meminta aku untuk kuliah disana dengan alasan pendidikan disana lebih baik. Aku tak tahu bagaimana sikapnya ketika kukatakan ini. Mungkin dia akan sangat sedih jika tahu aku akan meninggalkannya. Tapi aku harus mengatakannya. Aku harus bertemu andita sekarang.

¤_¤

“Dita, aku ingin bicara sesuatu.”

“Mau bicara apa Leon?”

“Mama dan Papa ingin agar aku kuliah di London.”

“Apaaa...???”

“Maafkan aku Dita, ini kemauan mereka dan aku tak bisa menolaknya”

“Kamu mau ninggalin aku?”

“Bukan kemauan aku ninggalin kamu dita. Ini kemauan orangtuaku.”

“Leon, kamu nggak tau kan betapa aku mencintaimu. Selama ini aku sayang sama kamu dan kamu ngga tau itu. Sekarang kamu mau ninggalin aku.”

“Apa kamu bilang? Kamu juga mencintaiku? Kenapa ngga bilang dari dulu. Aku juga cinta dan sayang sama kamu.”

“Jadi kamu sayang juga sama aku, Leon.”

“Iya dita. Aku sayang kamu.”

“Tapi sepertinya percuma. Kamu tetap akan meninggalkanku.”

“Aku janji, Dita. Aku akan setia padamu meskipun kita berada jauh. Masih ada jejaring sosial untuk kita komunikasi.”

“Andaikan aku boleh memilih. Aku lebih memilih hanya menjadi sahabatmu asalkan kamu tetap bersamaku daripada kamu menjadi kekasihku tapi tak disampingku.”

“Kamu bisa pegang janjiku dita, aku akan setia padamu”

“Aku tidak akan mau mengenalmu lagi jika kau berbohong.”

“Aku janji sayang!”

“eh..eh kok pake sayang segala?”

“Bukannya...........kita...udah jadian?”

“Kapan?Emang mau banget pacaran sama aku? Hehehe.”

“Ditaaaaaaa.......”

“Iya..iya..kamu sekarang jadi pacar aku,Leon

¤_¤

Ini adalah bulan kelimaku berada di London. Kota ini ternyata membuatku nyaman, meskipun suasananya tak seperti di Indonesia. Indonesia, aku jadi ingat Dita. Apa kabarnya dia disana. Kubuka laptopku, lalu aku buka akun facebookku. Ternyata ada beberapa notifikasi, salah satunya adalah dari Andita. Aku buka pesan darinya yang ternyata adalah kabar gembira bahwa dia dapat beasiswa untuk kuliah di Perancis. Memang dari dulu dita sangat suka dengan Perancis. Bahkan dia lebih fasih berbahasa Perancis daripada bahasa Inggris.

Aku berharap saat ini Andita mengaktifkan chat nya. Aku ingin sekali ngobrol dengannya. Sepuluh menit....Lima belas menit...Dua Puluh menit. Akhirnya dita mengaktifkan chat nya.

“Sayaaang....”

“Haii sayang. Apa kabar kamu? Kemana aja kamu Leon L?Kangeeeennn...”

“Maaf sayang, aku sibuk kuliah. Biasa lah awal masuk kuliah. Aku baik-baik sayang, kamu apa kabar?”

“Baik sayang, Cuma... kangen banget sama kamu. Hehe”

“Selamat ya sayang!”

“Untuk apa sayang?”

“Selamat atas beasiswamu sekolah Perancis.”

“hehe... iya sayang makasiih yaaa..... :* “

“Kapan kamu ke Perancis?”

“Minggu depan.”

“Persiapkan dirimu. Eropa dingin. Hehe. Bawa baju hangat yang banyak.”

“Noraak ya kamu, mentang-mentang sudah merasakan eropa lebih dulu. Aku juga tau eropa itu dingin”

“Hehe becanda sayang. Oh iya, aku tidur ya sayang.. disini sudah larut malam.”

“Oke deh sayang, Selamat tidur Leon

¤_¤

Beberapa hari lagi adalah tepat satu tahun aku dan dita resmi menjadi sepasang kekasih. Waktu yang sangat panjang untuk kami lalui tanpa pertemuan, hanya kepercayaan yang membuat kami bertahan.

“Ditaaa.... kamu ada waktu untuk pulang ke Indonesia ngga? Aku ingin merayakan satu tahun kita jadian.”

Cukup lama aku menunggu balasan chatting darinya. Akhirnya dia membalas juga.

“Aku masih ada kuliah sayang. Bulan depan aku baru ada libur.”

“Yaaahhh...nggak bisa ya?”

“Ngga bisa sayang.”

“Aku ingin ketemu kamu, aku rinduu..”

“Akupun sama sayang. Tetap pelihara Cinta kita, suatu saat kita pasti bertemu lagi.

“Oke deh sayang, besok siang aku balik ke Indonesia. Jaga dirimu disana ya sayang”

“Iya sayang. Semoga selamat sampai Indonesia ya sayang.”

Kami lalui Anniversarry pertama kami lewat Skype. Hanya lewat jejaring sosial ini kami dapat bertatap muka. Do’a dan harapan kami hanyalah, kami ingin selalu bersama meski terpisah jarak yang jauh.

¤_¤

Tahun kedua kami sebagai seorang kekasih. Kami masih belum bisa bertemu karena waktu kuliah kami yang berbeda. Skype dan Facebook lah yang selama ini membantu kami melepas rindu. Kami masih bertahan karena kami saling percaya.

“Ditaa.... Online facebook doong.” Tulisku di wall facebooknya.

Tak ada balasan darinya. Kemanakah Andita? Apakah dia marah denganku karena aku tak bisa berusaha meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.

“Kamu kenapa Andita? Kamu marah denganku?”

Beberapa kali kukirim pesan untuknya namun tak ada balasan. Sepertinya Andita benar marah terhadapku. Mungkin memang salahku tak ada usaha meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.

__________________________________________________

Di kampusku ada murid baru pindahan dari Jepang. Namanya Azumi Mirasaki, kebetulan dia satu apartment dengan ku. Gadis jepang ini begitu manis, berambut sebahu, memiliki mata yang indah dan baik.

Kami berteman sejak pertama berkenalan hingga sekarang, lima bulan kita sudah berteman. Suatu ketika Azumi main ke kamarku.

“Permisi” Azumi berbicara bahasa Indonesia dengan fasih walaupun masih sedikit berlogat jepang. Dulu Azumi pernah tinggal di Indonesia selama 2 tahun, karena harus ikut Ayahnya yang dipindah tugaskan di Indonesia untuk sementara waktu.

“Hei Azumi, Mari masuk.”

“Terimakasih Leon

“Ada apa Azumi? Ada yang bisa kubantu?”

“Tidak ada, aku hanya ingin berbincang dan menghabiskan malam ini denganmu saja.”

“ooh. Aku kira ada apa. Umm.. Oh iya, mau minum apa? Atau kamu mau Wine?”

“Wine saja. Kebetulan malam ini sangat dingin, jadi wine cocok untuk menghangatkan tubuh.”

“Oke, tunggu sebentar ya.”

Kami habiskan malam ini berdua dikamar apartment ku. Azumi tak henti-hentinya cerita dan tertawa tentang tempat asalnya yang sangat jauh berbeda dengan Indonesia. Dia suka orang Indonesia, selain ramah orang Indonesia juga humoris. Sebaliknya, aku sangat menyukai gadis jepang, menurutku gadis jepang itu mempunyai paras yang imut dan aku sangat suka mendengar suara mereka ketika mereka berbicara.

Kami Berfoto bersama dan memasukkannya ke album di facebook ku. Terlihat Azumi sangat gembira malam ini, sampai akhirnya Azumi tertidur diranjangku dan aku mengalah tidur disofa.

¤_¤

“Hah, apa-apan ini? Beraninya Andita memajang foto mesranya bersama seorang Pria tepat didepan menara Eiffel” Aku marah ketika melihat foto difacebooknya.

“Aku harap kamu mengaktifkan chat mu, Dita.” Tak berapa lama Andita pun membalas.

“Ada apa Leon?”

“Siapa Pria itu? Sepertinya kalian mesra sekali difoto?”

“Gadis Jepang itu siapa? Kalian ngobrol wall to wall dalam bahasa jepang.”

“Azumi? Dia temanku.”

“Teman? Apakah ada ya teman semesra itu obrolannya. Walaupun kalian ngobrol pakai bahasa jepang aku bisa tahu apa maksud obrolan kalian. Ingat sudah ada google translete, Leon.”

“Kami hanya teman, Andita.”

“Adakah teman yang semesra kalian? Mengingatkan makan, Mengucapkan selamat tidur, sampai ada kata “sayang”. Apa itu hanya teman?”

“Disini kata-kata seperti itu dianggap biasa. Siapa pria itu?”

“Dia temanku, Leon.”

“Teman katamu? Semesra itu didepan umum dengan seorang yang kau bilang teman?”

“Disini pelukan didepan umum adalah hal yang lumrah, Leon.”

“Aku lihat, dia mencium pipimu difoto.”

“Bahkan kami pernah berciuman didepan Eiffel. Itu hal yang sangat wajar disini. Dan perlu kamu tahu, ciuman pria Perancis itu sangat luar biasa.”

“Tak menyangka kau akan seperti itu padaku.”

“Kau yang memulai duluan kan? Jadi bukan salahku.”

“Sepertinya kita harus break dulu untuk sementara waktu. Kita harus saling Introspeksi diri ditahun ketiga kita pacaran.”

“Oke kalau begitu, semoga ada jalan yang terbaik untuk kita.

Tepat ditahun ketiga kami pacaran, bukan kebahagiaan yang kami dapat melainkan cobaan. Aku memang salah, membiarkan diriku dekat dengan Azumi sehingga Andita pun membalas perlakuanku dengan memamerkan hubungannya dengan Pria Perancis itu.

¤_¤

Bulan depan adalah Hari jadi kami yang ke Empat, dan Andita sangat berharap agar aku datang mengunjunginya untuk menjelaskan bagaimana kelanjutan hubungan ini. Namun Satu bulan ini adalah Ujian Akhirku untuk menentukkan apakah aku layak jadi sarjana.

“Leon, Aku ingin bulan depan kamu mengunjungiku ke Perancis. Aku ingin membicarakan kelanjutan hubungan kita dan aku ingin tahu seberapa besar cintamu kepadaku.” Tulisnya di chat facebook

“Tapi satu bulan ini aku ada Ujian akhir,Andita”

“Aku tidak mau tahu Leon, Kamu harus datang kesini tepat dihari jadi kita yang ke empat tahun.”

“Aku akan usahakan, Andita.”

“Semoga, kamu benar-benar datang.” Andita mengakhiri obrolan.

Andita ingin tahu, apakah aku serius mencintainya dengan cara aku harus datang kepadanya sedangkan Ujian sedang menentukan masa depanku. Sebuah dilema besar dalam bulan ini, dua masalah yang sangat rumit dan tak ada satupun yang dapat kutunda.

__________________________________________

“Ingat Leon, tiga hari lagi hari jadi kita yang ke Empat. Aku menunggumu.”

Hanya tulisan itu yang Andita tulis, Andita selalu mengingatkanku akan janjiku mengunjunginya dan memberi sikap atas hubungan kami kedepannya. Sedangkan Ujian baru selesai dua hari lagi. Mana mungkin diwaktu yang sangat berdekatan tersebut aku mendapatkan tiket pesawat.

Akhirnya ujian pun selesai, aku dapat menyelesaikan tugasku walaupun dengan bersusah payah.

Tapi, Aku masih punya janji dengan Andita untuk datang padanya. Aku belum dapat tiket pesawat, karena terlalu sibuk belajar. Aku pasrah, sepertinya hubungan kami cukup sampai disini.

“Leon, Ingat besok adalah hari jadian kita yang ke Empat tahun. Kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan.” Tiba-tiba Andita mengirim pesan padaku.

“Andita, maaf sekali aku belum mendapatkan tiket untuk kesana.”

“Aku tidak mau tahu Leon. Aku menunggumu.”

Lagi-lagi Andita langsung mematikkan obrolannya tanpa pamit padaku.

___________________________________________

“Andita, selamat hari jadi yang ke empat ya sayang.” Kukirim pesan di chat facebook padanya

“Kamu masih berani memanggilku sayang setelah kamu ingkari janjimu untuk mengunjungiku dihari jadi kita ini.” Andita membalasnya.

“Apakah aku tak pantas memanggilmu sayang??”

“Sepertinya tak pantas yaa, setelah kau ingkari janjimu.”

“Apa yang harus ku lakukan agar aku pantas memanggilmu dengan kata sayang.”

“Seperti yang telah kubilang padamu. Kamu harus datang padaku sekarang.”

“Sepertinya hatimu panas sekali, padahal Paris malam ini sangat dingin sekali apalagi ditambah turunnya salju.”

“Tahu darimana kamu kalau Paris saat ini sedang turun salju?”

“Jika aku datang padamu sekarang, apakah aku pantas memanggilmu dengan kata sayang?”

“Jika kamu datang, kamu pantas memanggilku seperti itu dan aku sangat berharap kamu mau melamarku.”

“Melamarmu? Apakah kamu serius ingin menikah denganku?”

“Ya, mengapa tidak. Tapi sepertinya semua itu takkan mungkin terjadi, kamu tak menepati  janjimu.”

“Apakah kamu sayang denganku? Apakah kamu mau tetap bersamaku?”

“Aku sayang kamu, Leon. Aku ingin bersamamu.”

“Jika kamu sayang padaku, mengapa kamu tega membiarkanku menunggu didepan pintu Apartmentmu dimalam kota Paris yang dingin dan bersalju ini?”

“Apa yang kamu bilang, Leon? Kamu tidak bohong kan?”

“Teruslah dengan sikap tidak percayamu jika kamu ingin aku mati Hipotermia.”

Andita tidak membalas chat ku, tapi kini Andita membuka pintu Apartmentnya dan terlihat Andita seakan tak percaya jika aku kini sudah ada didepannya.

“Leon, aku tidak percaya kamu ada disini. Katanya kamu belum mendapat tiket?”

“Aku berusaha untuk meyakinkanmu bahwa aku sayang padamu, beruntung ada temanku yang membatalkan kepergianya ke sini dan memberikan tiketnya padaku.”

“Aku tidak mimpi kan? Aku masih belum percaya kamu dihadapanku sekarang.”

“Apakah jika aku mati hipotermia didepanmu, baru kamu percaya?”

“Mengapa kamu bicara seperti itu,Leon?”

“Sampai saat ini aku dibiarkan berdiri kedinginan seperti ini tanpa diajak masuk.”

“Oohaha... iya iya mari masuk Leo. Aku sampai lupa mengajakmu masuk karena begitu kaget dengan kehadiranmu.”

Andita menarik tanganku untuk masuk dan mengajak ke Apartmentnya yang berada di lantai 4.

*

Ujianku selesai dan janjiku terhadap Andita bisa kutepati. Untung saja aku memilih untuk menyelesaikan ujian ku, andai jika aku memikirkan janjiku terhadap Andita setiap hari, pasti ujian ku berantakkan. Dan sangat beruntungnya aku, karena temanku membatalkan keberangkatannya ke Paris tepat dihari ini.

“Dunia itu memang penuh dengan ketidaksengajaan. Terkadang jika kita merencanakan sesuatu secara matang, belum tentu akhirnya kita mendapatkan hasil yang sesuai keinginan. Sebaliknya, ketidaksengajaan terkadang memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun