Di sebuah pesantren tua yang terletak di pinggir desa, terdapat sebuah ruangan kecil di pojok sana, tempat seorang santri bernama Ali yang sering menghabiskan waktu pagi. Di balik jendela kayu yang sedikit berdebu, sinar matahari pagi menembus perlahan, menyinari meja kayu yang sederhana. Di atas meja itu, terletak secangkir kopi hitam yang masih mengepul, aroma harum biji kopi yang baru digiling meresap ke dalam ruangan, bersama sebuah kitab kuning yang terbuka, penuh tulisan-tulisan Arab yang sudah menjadi makanan sehari-harinya.
KEMBALI KE ARTIKEL