Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Masih

26 Mei 2011   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:13 27 0
Beberapa menit yang lalu, kamu bahagia. Merasa tidak ada orang lain di dunia ini yang bisa sebahagia kamu. Alasannya sederhana saja, karena senja tadi kamu berpapasan dengannya. Di jalan raya, yang ramai mengamuk, tiba-tiba dia menyapamu dari belakang. Bertanya, kamu hendak ke mana?

Yang membuatmu bahagia, karena detik ketika dia tiba-tiba menyapa, adalah detik yang sama ketika hati serta pikiranmu sedang dijajah olehnya. Ya, kamu sedang mengimajinasikan dia, dan tiba-tiba dia menjadi nyata. Semua orang yang sedang jatuh cinta, pasti juga akan merasakan apa yang kamu rasakan. Bahagia. Luar biasa bahagia.

Dan kamu ingin segera pulang ke rumah, ingin mengkristalkan apa yang kamu rasakan dalam bentuk yang lebih nyata. Tidak hanya sebatas perasaan saja. Karena pikirmu, suatu saat nanti ketika kamu jatuh sedih, kamu bisa membuka kembali cerita ini dan tersenyum bahagia. Ya, kamu ingin segera pulang ke rumah. Untuk menggambarkan cerita ini, mengabadikannya entah dalam aksara atau bahasa visual. Yang jelas kamu ingin mengabadikannya.

Tapi detik yang sama, ketika telunjukmu akan memencet satu huruf pertama…

…semua rasa yang tadi ada luruh secara tiba-tiba. Jatuh entah di mana. Seperti mendadak ada gerhana matahari, yang semula benderang mendadak menjadi hilang. Karena satu alasan sederhana. Alasan yang memiliki korelasi dengan dia, yang juga tadi membuatmu merasa menjadi orang paling bahagia.

Selamat ya, sepertinya kamu masih jatuh cinta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun